Advertorial

Kasihan, Bocah Ini Terpaksa Makan Sambil Jongkok di Lantai Gara-gara Kursi dan Meja di Kantin Sekolah Dikuasai Para Emak

Mentari DP

Editor

Padahal fasilitas kantin sekolah lebih ditujukan untuk para murid.
Padahal fasilitas kantin sekolah lebih ditujukan untuk para murid.

Intisari-Online.com – Masa sekolah baru saja dimulai kembali setelah libur panjang di Malaysia.

Para murid baru bersiap memulai 11 tahun masa pendidikan mereka.

Banyak orangtua menemani anak-anak mereka memasuki Standard One (sejenis SD) selama minggu pertama.

Mereka hanya ingin meyakinkan anaknya beradaptasi dengan sekolah mereka.

(Baca juga:Baik Hati, Wanita Ini Bagikan Makan Siang Gratis Kepada Anak-anak Saat Sekolah Libur di Tengah Suhu Super Dingin)

(Baca juga:Patut Diacungi Jempol! Setiap Hari, 2 Pria Ini Memasak Makanan Untuk 80 Anak Yatim)

Meskipun demikian, masalah ini disoroti oleh seorang netizen yang kemudian meningkatkan perhatian bagaimana seharusnya anak-anak diawasi oleh orangtuanya.

Seorang netizen memutuskan untuk memuatnya di Facebook setelah ia menyebarkan foto seorang murid yang masih bocah.

Murid itu terpaksa makan sambil berjongkok di lantai kantin sekolah. Pasalnya semua meja dan kursi digunakan para emak (ibu-ibu mereka).

Malangnya, bocah itu bukanlah satu-satunya murid yang tidak dapat meja dan kursi di kantin di hari pertama mereka sekolah.

Seorang netizen bernama Mohd Fadli Salleh, yang bekerja sebagai seorang guru Standard One, menyebarkan postingan di akun Facebooknya.

Ia menulis: “Kursi di kantin seharusnya disediakan untuk para murid. Itu adalah tempat mereka duduk dan makan, bukan untuk orangtua untuk duduk dan mengurus anak mereka sendiri hingga murid lainnya tidak kebagian tempat.”

“Manusia apa yang tidak memikirkan orang lain? Para orangtua ini tidak pernah mempertimbangkan murid yang datang ke sekolah tanpa orangtua mereka di sampingnya.”

Seorang anak makan sambil berjongkok karena tidak ada kursi.

(Baca juga:Kasihan, Gadis Cilik Ini Derita Hernia Tali Pusar yang Menggantung di Perut. Beratnya Mencapai 1 Kg)

Ia kemudian mengingatkan kejadian serupa yang terjadi pada tujuh tahun lalu.

Mohd Fadli Salleh bercerita, ada seorang murid di sekolahnya yang kehilangan ayahnya sejak lama.

Ibunya sakit dan dirawat di rumah sakit. Jadi, ia dirawat oleh pamannya.

Di hari pertama sekolah, ia tidak ditemani oleh orangtua dan walinya selama jam istirahat.

Ia terpaksa berdiri menyandar di sebuah tiang sementara para orang dewasa menguasi kursi dan menyuapi anak mereka sendiri.

Ketika jam istirahat berakhir, murid yang malang itu masih kelaparan karena ia tidak punya kesempatan untuk makan.

Mohd Fadli menyadarinya ketika ia lewat di samping sang anak dan piringnya masih penuh dengan makanan.

Kursi dan meja di kantin sekolah digunakan oleh para orangtua.

“Jadi, aku menemaninya dan memastikan ia menghabiskan makananya. Ia pun buru-buru makan, merasa khawatir akan dapat masalah dengan gurunya karena terlambat ke kelas,” cerita Mohd Fadli.

Setelah diyakinkan, murid itu akhirnya duduk dan makan. Ia menungguinya hingga murid itu menghabiskan makannya sebelum diantarkan ke kelasnya.

Setelah itu ia menyarankan guru-guru Standar One di seluruh Malaysia untuk meyakinkan murid-murid mereka makan selama jam istirahat dan orangtua memberi tempat untuk murid lainnya.

(Baca juga:Ingat! Meski Kasihan, Kita Tak Boleh Sembarangan Beri Makan Beruang Madu yang Kelaparan di Bandung)

Dilansir dari situs The Coverage.my, Jumat (5/1/2018), postingan Mohd Fadli pun mendapat perhatian luas di dunia maya, dan disebar lebih dari 13.000 kali.

Ribuan warga Facebook setuju dengan apa yang dikatakan oleh guru tersebut, dan juga mendesak para orangtua lebih peduli.

Mohd Fadli menambahkan, bahwa orangtua sebenarnya tidak dibolehkan untuk duduk di kantin selama jam istirahat. Itu adalah aturan yang jelas di banyak sekolah.

Meskipun demikian, ada pengecualian bila kantin tidak sedang ramai dengan murid.

Mohd Fadli Salleh dan murid-murdinya.

“Banyak sekolah yang membiarkan orangtua mengikuti anaknya ke sekolah di hari pertama, bahkan saat jam istirahat,” kata Mohd Fadli.

“Aku paham situasi mereka karena anak mereka belum pernah mengenal lingkungan, bagaimana mengatur uang mereka, dan menerima kembaliannya.”

Ia menambahkan, tidak masalah mereka membayarkan makanan anak mereka dan bersamanya di kantin.

Namun, masalahnya adalah ketika para orangtua mulai menguasai tempat dan menyebabkan murid lainnya tidak kebagian tempat lainnya untuk duduk.

Banyak dari mereka memutuskan untuk tidak makan dan akhirnya kelaparan begitu jam istirahat berakhir.

Guru muda itu kemudian menasihatkan orangtua dari murid yang masih muda.

Ia bilang, “Cobalah berpikir, para orangtua, jika anakmu yang tidak dapat makan.”

Anak itu pulang ke rumah dan mengatakan bahwa mereka kelaparan karena mereka tidak dapat tempat untuk duduk akibat dikuasai oleh orangtua lainnya.

“Anda pasti akan merasa kesal, kan? Jika hal itu dirasakan, bayangkan bagaimana rasanya para murid yang kelaparan,” kata Mohd Fadli.

Itu sebabnya, guru itu meminta untuk selanjutnya para orangtua jangan duduk di kursi kantin selama jam istirahat.

Mereka hanya boleh berdiri di samping kursi yang diduduki anak mereka. Dengan demikian murid lainnya bisa menggunakan tempat itu untuk makan.

Artikel Terkait