Intisari-Online.com – “Ma, kenapa bayi kucing dibungkus plastik?”
Tyas kecil bertanya kepada Sasra, ibunya, tentang kucing mereka yang baru melahirkan anak.
“Oh, itu plasenta. Di situ dia bisa tumbuh besar karena mendapat makanan dari badan ibunya. Ada semacam saluran, namanya ari-ari, Nak. ”
“Jadi kalau ari-ari putus, bayi kucing tak dapat makanan dari mamanya?”
(Baca juga: Misteri Jam Raksasa di Candi Borobudur)
Sasra mengangguk. Dan lalu entah kenapa tiba-tiba ia teringat pada dirinya sendiri.
Walau kini ia sudah dewasa dan berkeluarga, ia masih amat dekat dengan mamanya.
Tiap pagi dalam perjalanan ke kantor, ia selalu menyempatkan diri menelepon, ngobrol soal segala macam dengan mamanya.
Obrolan lima belas menit setiap hari itu seolah-olah penyambung hidupnya dalam menghadapi masalah apa pun hari itu.
“Ah, obrolan dengan Mama itu bagaikan ari-ari bagiku,” gumamnya sendiri sambil tersenyum dan memeluk anaknya.
Pas saat itu masuk suaminya yang langsung membanting diri di sofa sambil melemparkan ransel kerjanya ke lantai.
“Sebel. Si Biang Kerok yang pernah kuceritakan dulu, bikin ulah lagi. Kami jadi malas kerja bareng dia, apalagi ngobrol.”
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR