Tapi karena fokus militer Indonesia pada saat itu sedang berupaya secepatnya mengembalikan Irian Barat ke pangkuan RI, intrik mengenai siapa yang salah dan benar dalam tragedi Laut Aru untuk sementara terlupakan.
Omar Dhani melanjutkan misi Suryadharma untuk mengembangkan AURI.
Berkat dukungan Soekarno yang juga menginginkan kekuatan udara yang besar, Omar Dhani seolah menemukan jalan bebas hambatan.
Pesawat dan persenjataan baru bagi AURI terus didatangkan. Bahkan di masa kepemimpinan Omar Dhani inilah AURI menjadi angkatan udara yang disegani di belahan bumi selatan (Asia Tenggara).
Terkait dengan konfrontasi Irian Barat ini, AURI membeli berbagai pesawat tempur yang tercanggih pada masa itu, dari negara-negara Blok Timur.
Omar Dhani juga menyiapkan personel dan pasukan serta sarana dan prasarana pendukung untuk angkatan udara.
Untuk menjamin bahwa pasukannya dalam kondisi siap tempur, Omar Dhani tidak segan-segan berkunjung ke garis depan pertempuran khususnya di pangkalan udara AURI yang berada di kawasan Indonesia Timur.
Tak salah jika ketika pesawat pengintai U-2 milik AS melaporkan pada Presiden John F. Kennedy, sang presiden langsung menyimpulkan Indonesia ternyata sudah sangat siap untuk konfrontasi ini.
AS menyarankan pada Belanda untuk mengakhiri konflik dengan jalan damai saja.
Dan akhirnya Irian Barat memang diserahkan pada Indonesia setelah dilakukan Penentuan Pendapat Rakyat (Perpera).
Karena AURI dianggap berhasil dalam Operasi Mandala tersebut, Omar Dhani diangkat menjadi Panglima dalam Operasi Dwikora yang diproklamasikan Bung Karno di tahun 1964.
Dalam struktur pinpinan Operasi Dwikora tersebut, Omar Dhani justru membawahi Mayor Jenderal Soeharto yang menjadi Panglima Tertinggi dalam Operasi Mandala.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR