Advertorial

13 Tahun Tsunami Aceh: Berada di Wilayah Rawan, Sudahkah Anda Mengenal Tsunami?

Ade Sulaeman

Editor

Intisari-Online.com -Hingga tahun 1992, Indonesia belum memiliki ahli tsunami sehingga riset soal tsunami Flores lebih banyak dilakukan ahli-ahli Jepang.

Perhatian kalangan ilmuwan Indonesia terhadap tsunami baru terbangkitkan setelah tsunami Aceh 2004.

Meski demikian, di mana dan kapan tsunami berikut masih misteri.

Padahal, sebagai negara kepulauan, Indonesia termasuk yang sangat rentan diterjang tsunami.

(Baca juga: 13 Tahun Tsunami Aceh: Jejak Tsunami Aceh Ternyata Sudah Termaktub dalam Manuskrip Kuno) Apa itu tsunami?

Kata ini berasal dari bahasa Jepang: tsu (pelabuhan) dan nami (ombak besar). Kira-kira artinya gelombang pelabuhan.

Tsunami merupakan gelombang pasang yang bergerak dengan kecepatan tinggi sehingga disebut juga kereta gelombang.

Perlu diingat, tsunami adalah rangkaian gelombang dan gelombang paling awal bukanlah gelombang yang paling menghancurkan.

Bagaimana tsunami terjadi?

Ada banyak penyebab yang intinya adalah adanya gangguan di bawah laut.

Gangguan itu muncul akibat gempa bumi, letusan gunung api bawah laut, longsoran bawah laut, atau meteor yang jatuh ke Bumi.

Umumnya tsunami terjadi akibat gempa bumi bawah laut. Gerakan vertikal - baik ke atas atau ke bawah - kerak Bumi menyebabkan dasar laut naik dan turun secara tiba-tiba sehingga keseimbangan air laut yang berada di atasnya tergangggu.

Hal ini mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut yang ketika sampai di pantai menjadi gelombang besar.

(Baca juga: Kisah Pilu Marina Chapman: Dibuang ke Hutan, Dirawat Kera, Lalu Dijadikan Budak Seks)

Besar kecilnya kecepatan dan gelombang tsunami dipengaruhi oleh kedalaman air laut.

Di laut dalam, kecepatan tsunami sangat kencang akan tetapi tinggi gelombangnya rendah. Sebaliknya, semakin dangkal air laut, maka kecepatan tsunami melemah tapi tinggi gelombangnya meningkat.

Apa tanda-tanda tsunami?

Jika kita jeli memperhatikan, ada beberapa tanda yang bisa ditangkap sebagai tanda-tanda munculnya tsunami:

  • Bencana tsunami diawali oleh gempa bawah laut (terasa di sekitar wilayah pantai)
  • Setelah gempa terjadi, maka air laut di sekitar pantai menjadi surut sangat rendah secara tiba-tiba (air laut seolah-olah tersedot ke dasar laut).
  • Tercium bau garam yang tidak seperti biasanya dari pantai.
Patut dicermati, tidak semua gempa menyebabkan tsunami. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi:

  • Pusat gempa berkisar antara 0 - 30 km (gempa dangkal).
  • Pusat gempa berada di bawah laut dengan kekuatan lebih dari 6,5 Skala Richter.
  • Tsunami besar terjadi apabila patahan berlangsung secara vertikal sehingga air laut meninggi.
Sudah bertambah kenal dengan tsunami? (Agus Surono)

(Baca juga: Misteri Jam Raksasa di Candi Borobudur)

Artikel Terkait