"Dia sakit dan harus ditandu ke Puskesmas di Kabiraan menggunakan bambu dan sarung," terang Hartono.
(Baca juga: Kisah Pilu Marina Chapman: Dibuang ke Hutan, Dirawat Kera, Lalu Dijadikan Budak Seks)
Warga Desa Ulumanda lainnya, Ashabul Kahfi mengatakan, saat musim hujan seperti saat ini, kondisi jalan dipastikan berlumpur dan licin.
Akibatnya, jarak lebih dari 20 kilometer bisa ditempuh lebih lama.
"Tidak bisa pak, kalau musim hujan mobil apa pun tidak bisa lewat, motor saja tidak bisa karena kondisi medannya sulit," kata Ashabul.
Warga keluhkan akses jalan
Akses jalan ke Desa Ulumanda dan desa lain di sekitarnya sudah dikeluhkan warga sejak bertahun-tahun.
Jalan puluhan kilometer tersebut menghubungkan dua kabupaten, yakni Majene dan Kabupaten Mamasa.
Pembangunan infrastuktur jalan dan jembatan, sarana transportasi, hingga komunikasi yang pesat di kota tidak masuk ke desa-desa terpencil dan terisolir, seperti di Ulumanda ini.
Di masa pemerintahan mantan Gubernur Sulbar Anwar Adnan Saleh 2012 lalu, jalan menuju Kecamatan Ulumanda ini telah ditetapkan sebagai jalan strategis provinsi.
Namun, sampai saat ini belum ada perbaikan lebih lanjut untuk membangun infrastruktur jalan agar akses kesehatan dan pendidikan lebih mudah.
Warga berharap gubernur yang baru bisa memperbaiki sarana jalan antar desa yang masih jauh tertinggal. (Junaedi)
(Baca juga: Misteri Jam Raksasa di Candi Borobudur)
Artikel ini sudah tayang di kompas.com dengan judul "Kami Biasa Bawa Mayat Ditandu Pulang Lagi karena Meninggal dalam Perjalanan"
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR