Advertorial
Intisari-Online.com -Beragam cara dilakukan perempuan untuk mendapatkan bentuk payudara yang cantik dan indah.
Ada yang mengakalinya dengan penggunaan bra yang tepat, ada pula yang rela mengeluarkan kocek tebal untuk melakukan implan payudara.
Pertanyaannya, sejauh mana “peran” implan dalam memperindah bentuk payudara?
Atau jangan-jangan ia tidak ada manfaatnya sama sekali, lebih-lebih dari sudut pandang kesehatan.
(Baca juga:Wanita Ini dapat Ganti Rugi Rp1,1 Miliar dari Pemerintah Setelah Implan Payudara Rusak)
U.S. Food and Drug Administration menyebutkan, ada beragam risiko dari implan silikon pada payudara.
Risiko itu di antaranya berupa penurunan kemampuan menyusui, pengerasan payudara, gangguan sensasi puting, serta penumpukan kalsium di sekitar implan payudara.
Adapun risiko utamanya yakni kemungkinan pecahnya implan payudara silikon yang terjadi akibat pembentukan jaringan parut di dalam payudara.
Jaringan parut inilah yang harus segera diatasi jika timbul rasa nyeri yang diikuti perubahan bentuk payudara.
Keadaan bahkan bisa bertambah parah jika ada kebocoran gen silikon yang menyebabkan peradangan pada kapsul fibrosa.
Sementara itu, implan payudara yang pecah atau mengempis bisa dikarenakan oleh beberapa hal di antaranya overfilling (pengisian implan yang terlalu banyak), kontraktur kapsuler (faktor pembungkus silikon), dan penuaan impan.
(Baca juga:Sering Dianggap Membawa Dampak Buruk, Ternyata Implan Payudara Justru Bisa Selamatkan Nyawa)
Tanda-tandanya, bisa berupa payudara implan yang akan terlihat lebih kecil atau tidak rata, yang dibarengi dengan rasa sakit atau terbakar.
Implan payudara sendiri memiliki batas pemakaian. Jadi, bukan untuk seumur hidup.
Karenanya, untuk terhindar dari risiko di balik implan payudara yang sering kali mematikan, baik wanita atau pria yang melakukan implan, diharuskan untuk melakukan pemantauan secara rutin.
Lebih-lebih jika implan itu sudah memasuki tahun ketiga.