Advertorial
Intisari-Online.com- Jumat pagi (3/11), akun Twitter Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dinonaktifkan selama 11 menit.
Kesalahan ini dilakukan oleh Bahtiyar Duysak, divisi Trust and Safety twitter pada hari terakhirnya bekerja.
Dilansir pada Techcrunch.com, Duysak bekerja hingga jam terakhir dengan lancar, hanya saja tiba-tiba dia mendapat laporan dari pengguna menyebut Trump telah melakukan pelanggaran di dunia maya.
Duysak kontan menekan tombol nonaktif untuk akun Donald Trump, mematikan komputer dan meninggalkan gedung untuk pulang.
Baca Juga:Benarkah para Jenius Seperti Einstein Lebih Suka Menyendiri? Mari Kita Lihat Sejarahnya
Bahtiar Duysak menggambarkan aksinya sebagai kesalahan dan tidak menyangka akun Trump benar-benar dinonaktifkan mengingat keistimewaan yang berlaku.
Banyak yang bertanya-tanya mengapa akun Trump tidak pernah ditutup meski mengancam Korut dengan nuklir.
Akun Trump pada dasarnya terlindungi dari penonaktifan atas pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan.
Bahkan menjadi salah satu akun terpopuler dengan 44,2 juta follower.
Baca Juga:Bermaksud Hancurkan Hizbullah, Pasukan Elit Israel Ini Malah Dihajar Habis-habisan Gaga-gara Ini
Sehari setelah penonaktifan tersebut, Twitter melakukan tinjauan internal mencegah terulangnya kejadian yang sama.
Meski telah diklarifikasi baik oleh Duysak maupun Twitter, iklim potilik AS tetaplah keruh.
Bahtiyar Duysak sendiri berasal dari Turki, mengingat pernyataan Trump atas pelarangan imigran dari negara mayoritas muslim.
Saking banyaknya wartawan yang memburunya, dia berkata "Saya tidak melakukan kejahatan apa pun, tapi saya merasa seperti Pablo Escobar (gembong narkoba), ini benar-benar menjengkelkan."
Bahtiyar Duysak juga berkata bahwa dia menyukai Twitter dan mencintai Amerika.