Intisari-Online.com -Band legendaris Queen terlihat begitu frustrasi ketika tahu bahwa salah satu lagu merekadigunakan Donald Trump untuk kampanye. Lagu itu, tak laik dan tak bukan, berjudul ‘We are the Champion’, yang sangat familiar di telinga orang Indonesia.
Lagu tersebut rupanya dimainkan saat Konvensi Nasional Partai Republik (RNC) digelar di Cleveland, Ohio, AS, pada Senin (18/7). ‘We are the Champion’ dikumandangkan untuk mengiringi kemunculan sang calon presiden AS itu di panggung, sesaat sebelum istrinya berpidato.
Hal itu diprotes oleh pihak perusahaan rekaman Sony/ATV, yang menaungi katalog lagu milik Queen, pada Selasa (19/7). “Atas nama Queen, kami merasa frustrasi karena lagu-lagu Queen terus digunakan meski berulang kali telah diminta untuk tidak digunakan,” demikian pernyataan dari Sony/ATV.
Menurut Sony/ATV, Trump dan tim kampanyenya telah mengabaikan peringatan dan permintaan mereka dan Queen. Pihak band yang dibentuk pada 1970 itu juga telah menyampaikan protes dan penentangan atas penggunaan lagu-lagunya dalam kampanye Trump.
Gitaris Queen, Brian May, pada Juni lalu memprotes penggunaan lagu-lagu Queen dalam kampanye Trump melalui laman blog-nya. Akun Twitter resmi Queen juga mencuit bahwa penggunaan lagu tanpa izin pada ajang RNC itu “bertentangan” dengan pihak band.
“Queen tak ingin ‘We are the Champion’ dianggap sebagai dukungan terhadap Trump dan pandangan politik dari partai yang diwakilinya,” tambah pihak Sony/ATV. Tak hanya Queen, sebelumnya berbagai seniman musik seperti Aerosmith, The Rolling Stones, Neil Young, Elton John, hingga Adele juga pernah memprotes penggunaan lagu-lagunya dalam kampanye Trump.
(Tribunnews.com)