Intisari-Online.com -Saling serang antara dua calon Presiden Amerika Serikat terus berlanjut meski pemilihan umum masih November nanti. Kali ini, kandidat Presiden AS dari Partai Republik Donald Trump yang menyerang lawannya. Ia menyebut Hillary Clinton sebagai iblis.
Pernyataan itu disampaikan Trump ketika menyerang senator Partai Demokrat Bernie Sanders yang telah mendukung pencalonan Clinton. Sanders semula adalah pesaing Clinton dalam memperebutkan kandidat capres Partai Demokrat
Berpidato di sebuah sekolah menengah di Pennsylvania, Trump menyerang Bernie Sanders yang disebutnya bekerjasama dengan iblis. “Ia telah membuat perjanjian dengan setan,” kata Trump. “Ia (Hillary) adalah iblis.”
Trump juga mengejek ibu tentara AS
Sebelumnya, pendukung Partai Demokrat dan Republik sama-sama mengutuk pernyataan Trump yang mengejek ibu seorang tentara AS beragama Islam yang tewas di Irak. Tokoh senior Partai Republik dan mantan calon presiden AS, John McCain, juga mengecam Donald Trump karena pernyataannya tersebut.
“Saya sungguh berharap rakyat Amerika memahami bahwa pernyataan seperti itu tak mewakili pandangan Partai Republik,” tegasnya.
Kecaman juga datang dari Presiden Amerika Serikat saat ini Barack Obama. Orang tua Humayun Khan, Khizr Khan dan istrinya, pekan lalu berpidato di konvensi nasional Partai Demokrat dan mengkritik Trump yang dia katakan “tak pernah berkorban demi negara Amerika”.
Bukan Trump namanya jika tidak punya seribu jurus untuk mengelak. Menanggapi kritik ini, Trump mengatakan bahwa “dirinya sudah banyak berkorban dengan menciptakan lapangan kerja.” Tapi ia juga “mengejek” istri Khan, yang berdiri diam di samping suaminya saat Khan berpidato.
“Jika Anda melihat istrinya, dia berdiri di sana,” kata Trump. “Dia tidak punya bahan apa pun untuk dikatakan ... mungkin dia tidak diizinkan untuk punya bahan pembicaraan. Coba Anda kasih tahu saya.”
Orangtua tentara Muslim tersebut, Khizr Khan, kepada BBC mengatakan sudah saatnya untuk berdiri melawan Trump. Khan mengatakan Trump menghina kaum perempuan, para hakim, dan bahkan anggota Republik.
Tindakan Trump, kata Khan, tak bisa didiamkan.(Tribunnews.com)