Advertorial
Intisari-Online.com -Bercinta saat istri sedang haid bisa menyebabkan banyak penyakit. Terutama buat sang istri, risikonya jauh lebih besar.
Profesor Ali Baziad, pakar kesehatan kandungan dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) kepada Kompas.com pernah mengatakan, ada sejumlah risiko yang akan dihadapi perempuan yang melakukan hubungan seksual di saat haid.
(Baca juga:Ni Nengah Widiasih: Kalau Gagal, Ya, Coba Lagi! Kalau Jatuh, Ya, Bangun Lagi!)
(Baca juga:Luar Biasa! Bermodal Satu Tangan, Mantan Nelayan Ini Borong 5 Emas dan Pecahkan 3 Rekor ASEAN)
Pertama, risiko endometriosis, yaitu membaliknya darah "kotor" menstruasi ke rahim, bahkan organ-organ lainnya.
Kondisi ini akan berakibat perlengketan darah menstruasi tersebut pada tempat yang tidak seharusnya, dan berkembang menjadi jaringan baru.
"Jika sudah terjadi perlengketan dan menampung darah, endometriosis akan menyebabkan nyeri, baik saat menstruasi ataupun saat berhubungan seks," paparnya.
Endometriosis bahkan dapat berkembang menjadi kista yang dampaknya cukup serius, seperti sulit memiliki anak.
Menurut Ali, endometriosis memang bukanlah penyakit yang menyebabkan kematian, tetapi dampaknya bisa menurunkan kualitas hidup.
Selain itu, berhubungan seks saat haid juga meningkatkan risiko infeksi.
Hubungan intim biasanya akan menimbulkan luka, dan sperma yang tidak steril bisa masuk ke dalam tubuh sehingga menimbulkan infeksi.
Saat haid, wanita juga mengalami penurunan hormon estrogen, yang artinya cairan lubrikasi sedang berkurang.
Oleh karena itu pula, organ vagina rentan terluka dan menimbulkan rasa tidak nyaman saat melakukan seks.
Sebuah penelitian dalam The Journal of Sexual Medicine mengatakan, waktu paling tepat untuk berhubungan seksual yaitu sekitar 14 hari setelah siklus menstruasi.
Ini karena klitoris akan membesar sekitar 20 persen dan lebih peka terhadap rangsangan, lebih mudah mencapai orgasme, dan tentunya lebih minim risiko.