Sudah tentu kesimpulan ini terdengar cukup edan di telinga banyak orang. Selama ini sejarah telanjur mencatat dan menerima bahwa AS benar-benar didadak Jepang 7 Desember 1941.
Korbannya lumayan: tujuh kapal perang, 2.897 warga Amerika di Oahu, 879 luka-luka, dan 26 hilang, di samping kerusakan berat di hanggar dan pesawat-pesawat angkatan darat di Oahu.
Namun, menurut hasil pengamatan Stinnet, sepanjang tahun 1941, tampak bagaimana pemerintah AS mengikuti langkah-langkah McCollum satu per satu. Misalnya saja, Langkah 4, yaitu provokasi lewat cara memunculkan kapal-kapal perang AS di dekat perairan Jepang.
Dalam rapat-rapat rahasia yang dipimpin FDR, presiden yang terserang polio itu menyebutnya operasi pop-up. Katanya, "Cukup muncul satu dua kali di sana-sini, hanya untuk membuat Jepang penasaran. Tak apa-apa kita kehilangan satu atau dua kapal, tapi jangan ambil risiko kehilangan sampai lima atau enam." .
Sejak Maret sampai Juli 1941, catatan Gedung Putih menunjukkan bagaimana FDR menerobos perairan Jepang dalam tiga operasi pop-up. Pada 8 Oktober 1940, hanya sehari setelah memo McCollum, Departemen Luar NegeriAS mengumumkan kepada warganya agar meninggalkan negara-negara Timur Jauh secepat mungkin.
Kemudian FDR melaksanakan Langkah 6 mempertahankan basis armada AS di perairan Hawaii. Usul itu dikemukakan setelah makah siang di Gedung Putih bersama panglima armada itu, Laksamana James O. Richardson dan mahtan Chief of Naval Operations Laksamana William D. Leahy, orang kepercayaan presiden.
Richardson menolak mentah-mentah usul itu karena yakin membahayakan armadanya.
Akibatnya, Richardson dicopot 1 Februari 1941 dalam suatu restrukturisasi besar-besaran di tubuh AL. Komando AL yang tadinya berada di satu tangan, dipecah menjadi dua, Armada Atlantik dan Armada Pasifik.
Untuk bagian Pasifik FDR mengangkat Laksamana Husband E. Kimmel dan langsung mengangkatnya menjadi jenderal bintang empat, melompati banyak pangti lain yang jauh lebih senior.
Kimmel sendiri belakangan menulis dalam bukunya, Admiral Kitmmel's Story (1954), "Strategi Roosevelt untuk memanuver Jepang agar menyerang kita lebih dulu tidak kami ketahui." Diakuinya, ia menerima tugas itu dengan pemahaman, sesegera mungkin ia akan mendapat segala informasi tentang akan adanya serangan ke Pearl Harbor.
Mendapat bocoran di bank
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR