Advertorial

Meninggal saat Pendidikan, Jenazah Calon Tentara Ini Dikembalikan Tanpa Otak dan Jantung

Ade Sulaeman

Editor

Meski diberitahu sebab kematian adalah serangan jantung mendadak, namun keluarga korban tidak langsung percaya, lantaran sebelumnya korban sempat bercerita tentang adanya kekerasan di sekolah.
Meski diberitahu sebab kematian adalah serangan jantung mendadak, namun keluarga korban tidak langsung percaya, lantaran sebelumnya korban sempat bercerita tentang adanya kekerasan di sekolah.

Intisari-Online.com - Sebuah sekolah persiapan akademi angkatan bersenjata di Thailand diterpa isu kekerasan.

Menyusul kematian seorang siswanya dalam kondisi yang tak wajar.

Phakhapong Tanyakan, siswa tahun pertama sekolah persiapan tentara tersebut, meninggal pada 17 Oktober.

Pihak keluarga diberitahu sebab kematian adalah serangan jantung mendadak.

(Baca juga: Gara-gara Foto di Facebook, Kasus Kematian Balita Hampir 50 Tahun Lalu Terkuak)

Namun keluarga korban tidak langsung percaya, lantaran sebelumnya korban sempat bercerita tentang adanya tindak kekerasan di sekolah.

Keluarga korban berinisiatif melakukan autopsi di sebuah klinik swasta dan hasilnya membuat kedua orangtua korban terkejut.

Pihak klinik menemukan jika korban mengalami sejumlah luka memar, tulang rusuk yang patah, dan yang mengejutkan sejumlah organ vitalnya hilang.

"Kejadian ini tak bisa diungkapkan dengan kata-kata," ujar ayah dari korban kepada BBC.

Selain sejumlah luka, dokter klinik yang melakukan autopsi menemukan organ dalam yakni otak, jantung, perut dan kandung kemih telah dikeluarkan dari tubuh korban.

Orangtua korban juga mengungkapkan, putra mereka pernah mendapat penganiayaan dari siswa senior.

Dikutip Bangkok Post, ibu korban mengatakan, Phakhapong pernah mendapat hukuman berdiri dengan posisi terbalik hingga membuatnya tak sadar dan harus mendapat bantuan pernapasan.

Kelompok hak asasi manusia di Thailand mengatakan hukuman fisik dan penganiayaan adalah hal biasa di militer.

(Baca juga:Cut Nyak Dien, Pahlawan Aceh yang Makamnya Baru Diketahui Setengah Abad Setelah Kematiannya)

Sementara pihak militer menanggapi tuduhan keluarga korban dengan menggelar konferensi pers.

Menurut dokter rumah sakit tentara, sejumlah organ vital korban dikeluarkan untuk mendapat pemeriksaan lebih lanjut setelah pemeriksaan fisik tubuh tidak menemukan penyebab kematian.

Dia menambahkan, organ vital korban akan diserahkan kepada pihak keluarga setelah pemeriksaan selesai.

Sedangkan untuk tuduhan penganiayaan saat ini masih ditindaklanjuti, namun mereka menyebut hal itu tidak menyebabkan kematian korban.

(Agni Vidya Perdana)

Artikel ini sudah tayang di kompas.com dengan judul “Jenazah Calon Tentara Dikembalikan dengan Otak dan Jantung Hilang

Artikel Terkait