“Pengungkapan suatu perkara pidana kadang kala hanya masalah waktu saja. Ada yang cepat, ada yang cukup lama bahkan ada yang lama sekali baru terungkap karena tingkat kesulitannya berbeda satu sama lain,” ujarnya.
Rikwanto memastikan pihaknya akan terus berupaya menangkap pelaku penyiraman terhadap Novel. Di samping itu, Kepolisian juga berharap ada masukan informasi yang signifikan dari masyarakat.
“Dari korban sendiri atau dari pihak mana pun untuk bisa dijadikan bahan dalam mengungkap kasus tersebut,” kata dia.
Seperti sudah disinggung di awal, sudah lebih dari 200 hari sejak Novel disiram air keras, namun pelakunya hingga saat ini belum juga terungkap.
Novel disiram cairan yang diduga air keras oleh orang tak dikenal di dekat Masjid Jami Al Ihsan pada 11 April 2017.
Saat itu, Novel baru saja selesai menunaikan shalat Subuh berjemaah di masjid dekat rumahnya tersebut sekitar pukul 05.10 WIB.
Presiden Joko Widodo pun akan kembali memanggil Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian untuk menanyakan progres penyelidikan kasus penyiraman air keras tersebut.
(Artikel ini sudah tayang di Kompas.com dengan judul "Kepolisian Ungkap Sulitnya Membongkar Kasus Penyerangan Novel")
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR