Jokowi Mantu: Makna Di Balik Air 7 Sumber Untuk kahiyang Dan Iriana Jokowi Yang disuruh Berjualan Dawet

Intisari-online.com - Pada 8 November 2017 mendatang, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo akan mengadakan hajatan mantu untuk kali kedua di Solo, Jawa Tengah.

Kali ini dia akan menikahkan putri semata wayangnya, Kahiyang Ayu dengan Muhammad Bobby Afif Nasution.

Seperti diutarakan kakak Kahiyang, Gibran Rakabuming Raka, pernikahan adiknya akan menggunakan adat Jawa komplet.

"Prosesi kami sama, adat Jawa. Ada midodareni, siraman, pemasangan bleketepe, bopongan, dan lain-lain," ujar Gibran seperti dilansir dari Tribunnews.

BACA JUGA:Jokowi Pernah Menyamar Jadi Hantu

Cuma akan ada prosesi yang akan dilakukan Kahiyang dan Bobby yang tidak dilakukan oleh Gibran dan Silvi Ananda pada hari bahagia itu.

"Adik saya akan lakukan prosesi adang sepisan. Jadi nanti istri menanak nasi, suami menyalakan api," jelas Gibran.

Jokowi-Iriana sebagai orangtua akan menanak nasi bersama sama. Iriana yang menanak nasi, dan Jokowi yang menyalakan apinya.

Prosesi adang sepisan ini mengandung makna yang sangat dalam, yakni kebersamaan dalam mengarungi hidup.

BACA JUGA:Tahi Lalat Pembawa Berkat

Usai adang sepisan, dilanjutkan persiapan siraman bagi kedua calon mempelai.

Air yang dipakai siraman pun tidak sembarangan tapi menggunakan air dari 7 sumber mata air.

Hal ini juga punya makna tersendiri. Tujuh bahasa Jawanya adalah pitu, yang artinya adalah pitulungan.

Jadi, dengan prosesi siraman pitu mata air, sekiranya Tuhan akan memberikan pertolongan.

Usai prosesi siraman, Iriana Jokowi akan berjualan dawet. Untuk membelinya tidak boleh memakai uang, tapi menggunakan pecahan genting.

Makna jualan dawet ini juga sangat menyentuh.

Berjualan dawet merupakan simbol doa dalam gerak, mengharap Tuhan berkenan memberi kemanisan dan keharmonisan hidup bagi pasangan Kahiyang dan Bobby.

BACA JUGA:Cinta Suci Rahwana

Artikel Terkait