Advertorial

Sekolah Ini ‘Paksa’ Muridnya untuk Menulis dengan Kedua Tangan, Bermanfaat atau Justru Berbahaya?

Ade Sulaeman

Editor

Intisari-Online.com - Veena Vandini School adalah sebuah sekolah kecil di salah satu pedesaan India.

Sekolah yang terletak di daerah Madhya Pradesh memiliki 300 murid.

Uniknya, semua murid di sekolah itu adalah ambidextrous.

(Baca juga: Di Sekolah Ini, Siswa Tak Hanya Dibekali Pendidikan Formal, Tapi juga Olahraga Berkuda. Untuk Apa?)

Sekadar tahu, hanya satu persen penduduk di dunia yang ambidextrous.

Murid menulis dengan dua tangan
Veena Vandiri School didirikan oleh seorang mantan tentara, VP Sharma.

Ia terinspirasi untuk memfokuskan pelatihan penggunaan dua tangan (ambidexterity) dari Rajendra Prasad.

Rajendra Prasad adalah presiden pertama India yang berkuasa pada 1950 hingga 1962. Ia juga dikenal sebagai ambidextrous.

“Aku membaca sebuah majalah dimana Dr. Rajendra Prasad, presiden pertama India, bisa menulis dengan menggunakan kedua tangannya. Ini menginspirasiku untuk mencobanya,” cerita VP Sharma.

Menurutnya, setelah itu ia mendirikan sekolahnya di desa kelahiran.

Di sekolah itu ia mencoba melatih para muridnya untuk menulis dengan dua tangan.

(Baca juga: Akibat Penyakit Langka, Gadis Pakistan Ini Punya Kepala Miring hingga 90 Derajat yang Membuat Harus Putus Sekolah)

Untuk itu, para muridnya mulai belajar dari kelas 1.

Dengan berjalannya waktu, ketik kelas 3 mereka sudah merasa nyaman menulis dengan menggunakan kedua tangan.

Pada murid kelas 7 dan 8 sudah dapat menulis dengan cepat dan tepat dengan kedua tangannya.

Lebih jauh lagi, mereka dapat menulis dua naskah secara simultan dari satu tangan ke tangan lainnya.

Para murid di Veena Vandiri School juga sudah berbicara beberapa bahasa, termasuk bahasa Urdu.

Setiap jam pelajaran di kelas berlangsung selama 45 menit, termasuk 15 menit diantaranya mempraktekkan menulis dengan dua tangan.

Hal ini untuk menyakinkan setiap murid mengembangkan kemampuan menulis dengan dua tangan.

VP Sharma juga percaya bahwa kemampuan terbaik yang didapat para murid adalah belajar banyak bahasa.

(Baca juga: Ternyata Menjadi Putri Duyung Tak Cukup Cuma Kenakan ‘Kostum’, Tapi Kudu Sekolah Dulu)

Dan mereka mempraktekan menuliskan kata-kata yang sama dalam bahasa yang berbeda secara bersamaan.

Walaupun hal ini dipercayai secara luas untuk membantu meningkatkan konsentrasi, banyak penelitian sebelumnya menemukan bahwa ini adalah salah.

Belajar untuk menjadi ambidextrous, kenyataannya, mencenderai perkembangan kognitif.

Penelitian Scientific American mengungkapkan bahwa anak ambidextrous terlihat buruk, dibandingkan anak yang menggunakan tangan kiri atau tangan kanan saja pada keterampilan rata-rata.

Terutama, dalam matematika, daya ingat, dan pemikiran logikanya.

Sebuah penelitian di Finlandia Utara mengindikasikan bahwa anak-anak yang ambidextrous lebih mungkin mengembangkan masalah kesehatan mental, termasuk ADHD, masalah bahasa, dan akademik.

VP Sharma mendirikan sekolahnya pada 1999 di desa terpencil di distrik Singrauli di Madhya Pradesh.

Ia mengklaim bahwa dedikasi tulisan tangan mereka membuat peneliti dari Korea Selatan mengunjungi dan mempelajari para murid pada 2 tahun lalu.

Mereka meneliti lebih banyak lagi tentang kemampuan menulis dengan dua tangan.

Artikel Terkait