Advertorial
Intisari-online.com -Ribuan pasukan AS dan alat utama sistem senjata (alutsista) –nya yang saat ini sudah terkonsentrasi di kawasan Eropa Timur sebenarnya sudah dalam kondisi siap perang melawan pasukan Rusia.
Selain melakukan latihan tempur pada kondisi musim dingin yang ekstrem, alutsista seperti tank- tank Abram yang didatangkan langsung dari AS juga sudah disiapkan dalam kondisi siap tempur.
Tank-tank Abram yang menjadi simbol kejayaan militer AS dalam perang duel antartank pada Perang Teluk itu bahkan telah dipasangi lapisan ‘’baju baja’’ khusus (reactive armor).
Dengan reactive armor yang dipasang secara merata di badan tank Abram,jika diserang musuh,tank-tank Abram akan tahan terhadap ledakan tingkat tinggi seperti gempuran bom, rudal antitank, ranjau, dan senjata berpeledak lainnya.
Pemasangan reactive armor yang bisa menangkis ledakan berdaya tinggi itu dilakukan terhadap tank-tank Abram yang bermarkas di 7th Army Training Command’s Granfenwoehr Training Area, Jerman.
Bahan antiledakan reactive armor wujudnya secara fisik berupa plat-plat baja yang dibuat secara khusus dan bisa dipasang pada bodi tank Abram karena sudah tersedia dudukannya.
Proses pemasangan reactive armor bisa berlangsung cepat dan dilakukan oleh semua awak tank Abram.
Hingga 2017, pasukan kavaleri yang bertugas di Jerman adalah unit-unit tank dari 1st Battalion, 66th Armor Regiment, 3rd Armored Brigade Combat Team, dan 4th Infantry Division.
Demi selalu siaga menghadapi pasukan Rusia, semua pasukan AS dan NATO turut terlibat dalam latihan tempur multinasional Operation Atlantic Resolve demi memilhara combat readiness di kawasan Eropa Timur.
Latihan tempur yang diikuti oleh kekuatan militer negara-negara Eropa yang merupakan sekutu AS di Eropa itu sudah berlangsung secara rutin sejak tahun 2014.
Lokasi latihan Operation Atlantic Resolve yang sudah berlangsung antara lain bertempat di kawasan Estonia, Latvia, Lithuania, Polandia, Rumania, Bulgaria, dan Hongaria yang dahulu di era Perang Dingin merupakan bagian dari negara Uni Soviet.
Tujuan latihan adalah untuk selalu memelihara kemampuan interoperability (kerja semua personel dan persenjataan secara terintegrasi) dengan kekuatan militer NATO dan AS.
Namun belakangan latihan Operation Atlantic Resolve mulai disiapkan untuk menghadapi kekuatan militer Rusia yang jaraknya hanya beberapa puluh kilometer dari lokasi latihan.
(BACA JUGA:Seram! Tak Pakai Boneka, Dislitbang TNI Langsung Gunakan Manusia untuk Menguji Parasut Baru)