Advertorial
Intisari-Online.com - Namanya “kilonova”, cahaya dan radiasi yang dihasilkan dari ledakan akibat tabrakan bintang.
Beberapa waktu lalu, dua bintang yang sangat padat saling berputar mendekat dan menyebabkan rengganggan serta mengubah bentuk ruang angkasa.
Dua objek ini akhirnya bertabrakan dan menciptakan ledakan yang sangat besar.
Dengan kekuatan ledakan seperti itu, para ilmuwan dapat menggunakan teleskop dari bumi untuk melihat kilonova.
Meski bukan pertama kali dan sangat jauh dari bumi, tabrakan dua bintang padat ini lebih terasa dekat dari sebelumnya.
Hal ini disebabkan oleh kebakaran yang menghabisi sisa-sisa bintang raksasa sehingga membuat gravitasi menjadi berubah.
Gelombang gravitasi yang dihasilkan tertangkap alat deteksi yang berada di Wasington dan Louisiana di Amerika Serikat yang dioperasikan oleh Laser Interferometer Gravitational-Wave Observatory (Ligo).
Bentuknya seperti riak air yang tercipta waktu sebuah batu dilemparkan ke tengah kolam.
(Baca juga: Lepas Kendali, Stasiun Luar Angkasa China Tiangong 1 akan Segera Menghantam Bumi)
Bedanya, gelombang gravitasi ini melibas keluar saat dua bintang bertabrakan dengan kecepatan cahaya.
Dua detik setelah Ligo mendeteksi, ledakan sinar gamma dari netron bintang yang bertabrakan terekam teleskop ruang angkasa miliki NASA, Fermi.
Ini adalah kali pertama ledakan bintang yang menghasilkan cahaya dan gelombang gravitasi.
(Baca juga: Mau Tau Rasanya Berada di Angkasa Luar? Ayo Coba Proyek Terbaru dari Google Ini)
Berdasar analisis cahaya, ditemukan bagaimana terciptanya emas atau platinum dalam perhiasan yang selama ini menjadi misteri.
Ternyata elemen tersebut berasal dari bara api yang ditempa dalam milyaran derajat suhu penggabungan dua bintang yang sangat panas.
Bagi para astronom, ledakan bintang ini menjadi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan imuwan selama ini.
Ledakan bintang yang ditangkap Ligo pada 17 Agustus 2017 itu diklaim sebagai awal baru bagi dunia astrofisika (cabang astronomi yang mempelajari tentang perilaku, sifat fisik, serta dinamika benda dan fenomena langit).
Dr Samantha Oates, yang berasal dari Universtas Warwick mengatakan, “Penemuan ini menjawab tiga pertanyaan yang berusaha dipecahkan oleh astronom selama beberapa dekade: Apa yang terjadi ketika netron bintang bersatu? Apa penyebab ledakan sinar gamma? Darimana material berat seperti emas diproduksi?”
Profesor Laura Cadonati yang berasal dari Institut Teknologi Georgia, Amerika Serikat berkata, “Deteksi ini benar-benar membuka pintu bagi astrofisika dan semoga diingat sebagai penemuan paling banyak dipelajari dalam sejarah astrofisika.”
(Natalia Mandiriani)