Hal itu juga diterapkan oleh Gunawari. "Dalam menerima hasil akhir ahli feng shui saya selalu menyaring lagi apa yang menurut saya perlu. Kalau semuanya diikuti, akan merepotkan dan menguras isi kantung. Jadi, logika juga ikut berperan."
Orang Barat sampai sekarang mungkin masih bingung, tapi tidak demikian dengan orang Cina di Hong Kong.
Menurut mereka, patkwa milik Bruce Lee tersapu angin taifun Dot yang menyerang Hong Kong beberapa saat sebelum kematiannya. Nah, gara-gara itulah Bruce menjadi lemah dan akhimya meninggal.
Lahir, tumbuh, tua sakit, atau mati?
Soal feng shui ini sering memusingkan kontraktor atau developer. Peminat yang kebetulan percaya pada feng shui, biasanya akan menghitung dulu jumlah anak tangga yang ada di tempat yang, ditawarkan, misalnya ruko.
KaIau kebetulan 3, 4, atau 5 berikut kelipatannya, umumnya tidak jadi, minta ditambah atau dikurangi. Dalam kepercayaan Cina angka 1 - 5 itu ada artinya sendiri-sendiri.
Angka 1 berarti lahir, 2 tumbuh, 3 tua, 4 sakit, dan 5 mati. Jadi, kalau kebetulan tangganya berjumlah 15, bagi yang percaya, ya sama saja cari mati.
Selamat, Hendra, maupun Gunawan sepakat, bahwa, "Dari 5 itu yang boleh dipakai hanya dua yang pertama dengan pengulangannya."
"Kalau kurang, bisa ditambahi dengan 1 tangga yang tingginya tidak mesti sama," kata Selamat.
Untuk menyelesaikan perhitungan teng shui Selamat minimal butuh waktu 2 minggu.
Sementara Hendra kalau waktunya memungkinkan akan menyelesaikannya saat itu juga. Kalau tidak sempat ia bisa menginap beberapa hari di suatu tempat atau dibawa pulang.
Beberapa bangunan yang digarap Selamat, a.l. sebuah gedung perkantoran megah di JI. S. Parman, sebuah perusahaan rekaman di Glodok; keduanya di Jakarta, dan hotel di Malang.
Sementara Hendra menyebutkan 2 contoh yang sudah ditanganinya: sebuah kompleks pertokoan mewah di Blok M, Jakarta, dan sebuah plaza di Surabaya. Kini ia sedang menghitung feng shui sebuah hotel di Jl. M.H. Thamrin, Jakarta.
Untuk memperoleh sesuatu yang baik berdasarkan feng shui ini umumnya orang mau mengeluarkan biaya berapa pun. Mahal-murahnya biaya ini tergantung pada top tidaknya pemberi saran itu, bangunan apa yang digarap.
Menurut seseorang yang pernah menggunakan jasa Hendra, untuk rumah biasa Hendra mengutip Rp 100.000,-. Untuk gedung perkantoran dsb. harganya tentu lain.
"Disesuaikan dengan kondisi orang itu dan tempatnya," kata Hendra yang selain sudah keliling Indonesia sering diminta jasanya sampai ke Singapura. Selain itu ongkos dan akomodasi ditanggung si pengundang.
Tapi Selamat mengajukan syarat pembayaran yang agak unik. "Jumlah uang yang saya terima harus berakhir dengan angka 8, misalnya Rp108.000,-, Rp 1,8 juta dsb: Angka 0 sama sekali tidak berpengaruh."
Alasannya? "Begitulah ajaran yang saya peroleh dari leluhur saya," katanya.
Menurut Hendra hal itu semata-mata untuk lebih meyakinkan konsumennya. "Karena agak berbau mistis," katanya tanpa bermaksud menyudutkan pihak lain.
"Angka 8 bagi orang Cina dianggap baik, karena tidak terputus, sehingga diasosiasikan, uangnya tidak akan lari ke mana-mana alias akan berputar di situ-situ saja," sambung Gunawan.
Kabarnya, seorang ahli feng shui top dari Hong Kong menghitung tarifnya per meter persegi luas bangunan yang akah digarapnya, @ AS $ 10.
Hal serupa juga emah dilakukan seorang ahli feng shui di Jakarta beberapa tahun lalu.
Apakah ada kemungkinan orang memanfaatkan kesempatan ini untuk memperoleh uang dengan mengaku ahli dalam masalah feng shui?
"Kita 'kan cari makan masing-masing, tidak saling ganggu. Kalau memang benar ada yang melakukannya, silakan tanggung sendiri," kata Hendra.
Menurut Gunawan, ia belum menjumpai hal seperti itu. "Paling-paling ada perbedaan tinggi rendahnya ilmu, yang dikudsai."
Sebenarnya feng shui ini bisa dipelajari. "Saya juga mengerti feng shui karena sering rnembaca dan bertukar pikiran," kata Gunawan.
Hal ini memang memungkinkan, karena sekarang banyak buku tentang feng shui ditulis oleh para ahlinya dalam bahasa Inggris. Tapi kalau kita menguasai bahasa Mandarin akan lebih membantu.
Soal feng shui ini memang boleh dipercaya atau tidak, tapi ada satu hal yang mesti diyakini bahwa feng shui bukanlah cara untuk menjadi kaya, namun hanya untuk mengubah atau meminimalkan sesuatu yang buruk, sehingga menciptakan kesejahteraan bagi pemakainya, misalnya sehat, harmonis, damai.
Kalau hal semacam itu bisa dicapai, tentu orang itu bisa bekerja dengan baik, sehingga berdampak bagi penghasilannya.
"Soal kaya-miskin sudah dari sononya. Tidak semua orang bisa kaya, tapi semua orang bisa saja bahagia," kata Hendra.
(Pernah dimuat di Majalah Intisari edisi April 1993)
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR