Rupanya Kim Jong Un juga memahami "psikologi" AS yang bisa sangat murka jika diserang wilayahnya.
Maka Kim Jong Un pun pilih cari aman dengan cara melancarkan perang mulut, dan terus menerus melakukan uji coba peluncuran rudal balistik, menguji bom nuklir di wilayahnya sendiri, sembari mengacam akan merudal nuklir AS.
(Baca juga: Wow, Korut Berhasil Bobol Data Rahasia Korsel, Termasuk Strategi AS-Korsel untuk Bunuh Kim Jong Un)
(Baca juga: Benarkah Kim Jong Un Gila dan dapat Menyerang Negara Manapun dengan Rudal Nuklirnya?)
Tujuan Korut sangat cerdas. Pasalnya AS dan Korut akan melakukan perundingan damai, lalu embargo ekonomi dicabut PBB, dan Korut akhirnya mau menghentikan program nuklirnya setelah AS sanggup memberikan bantuan pangan dan uang.
Apalagi AS juga meyadari, jika sampai menyerang Korut meggunakan rudal nuklir, Korsel yang merupakan sekutu karib AS pasti juga terkena imbasnya mengingat jarak antara Korut dan Korsel hanya ‘’selemparan batu’’.
Maka yang terjadi baik Kim Jong Un maupun Donald Trump sebenarnya sedang melakukan perhitungan secara ekonomi untuk menyelesaikan konflik di Semennjung Korea dan bukan sedang melakukan perhitungan secara militer.
Maka menjadi maklum jika keduanya lebih suka memilih ‘’perang mulut’’ karena jika sampai perang beneran akibatnya akan sangat mengerikan.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR