Advertorial

Wow, Korut Berhasil Bobol Data Rahasia Korsel, Termasuk Strategi AS-Korsel untuk Bunuh Kim Jong Un

Ade Sulaeman

Editor

Intisari-Online.com - Hingga hari ini upaya AS untuk menggalang opini internasional dan mengajak koalisinya untuk melaksanakan manuver militer demi menggempur Korut terus dilakukan.

Setelah selama 25 tahun politik kesabaran yang diterapkan AS dalam menangani masalah program nuklir Korut dianggap oleh Presiden Donald Trump telah gagal dan hanya menghamburkan banyak uang, tampaknya opsi serangan militer terhadap Korut akan segera dilaksanakan.

Negara-negara koalisi AS seperti Inggris, Korsel, dan Jepang memang sudah menyiapkan kekuatan tempurnya guna kapan saja siap menggempur Korut.

Jepang yang selama ini cenderung menahan diri untuk terlibat dalam konflik Korut-AS bahkan sudah menyiapkan mesin-mesin perangnya di Lautan Pasifik.

Pemerintah Jepang menyatakan bahwa peluncuran dua rudal balistik Korut yang melintasi ruang udara Jepang tidak bisa ditolelir lagi dan militer Jepang pun sudah bersiap untuk kapan saja menggempur Korut.

Jika peperangan di Semenanjung Korea sampai meletus, AS sendiri menyadari akan terjadi malapetaka mengerikan karena melibatkan persenjataan paling moderen dan bisa saja penggunaan senjata nuklir.

“Sanksi ekonomi dan pendekatan diplomatik sudah diupayakan terhadap Korut, tapi kalau Presiden Trump menghendaki opsi serangan militer, kami siap melakukannya,” ujar Kepala Staf Militer AS (US Army), Jenderal Mark Milley, kepada cnn.com (10/10/2017).

“Tapi perang yang akan terjadi di Semenanjung Korea akan sangat mengerikan, sulit dibayangkan kengeriannya, tidak ada seorang pun yang meragukan bahwa peperangan di Semenanjung Korea akan sangat mengerikan dan berisiko tinggi,” imbuh Milley.

Persiapan perang AS dan negara-negara koalisinya untuk menggempur Korut dalam minggu ini tampaknya memang menunjukkan peningkatan.

Selain Inggris yang sudah bersiap mengirimkan kapal induk terbesarnya HMS Queen Elizabeth dan Korsel yang sudah menyiapkan bom khusus pelumpuh jaringan listrik Korut, konvoi kapal induk AS bersama kapal-kapal pengiringnya, juga sudah merapat di Hongkong untuk melobi China.

AS perlu “menjinakan China” dengan tujuan jika peperangan di Semenanjug Korea sampai meletus, militer China jangan sampai melibatkan diri untuk membantu Korut.

Namun di tengah persiapan perang yang dilakukan oleh AS dan negara-negara koalisinya ada berita mengejutkan, ternyata Korut sudah melancarkan perang terlebih dahulu melalui dunia maya (cyber attack).

Pada bulan September 2016 para hacker Korut yang berpusat di Pyongyang ternyata telah berhasil membobol data Kementerian Pertahanan Korsel yang berisi sejumlah dokumen rahasia.

Dokumen rahasia itu antara lain, rancangan operasi militer AS-Korsel saat menyerang Korut, prosedur menghabisi nyawa Kim Jong Un melalui operasi militer secara rahasia, dan data-data penting lainnya.

Informasi bahwa hacker Korut sudah berhasil mencuri data rahasia Kementerian Pertahanan Korut itu disampaikan oleh anggota DPR Korsel yang membidangi bagian pertahanan, Rhee Cheol Hee, kepada cnn.com hari Selasa (10/10/2017).

Keberhasilan para hacker Korut mencuri data rahasia dari Korsel itu jelas merupakan kemenangan perang di dunia maya bagi pemimpin Korut Kim Jong Un.

Ada kemungkinan, Kim Jong Un menjadi sangat marah atas rencana rahasia militer Korsel-AS yang akan membunuh dirinya sehingga bisa segera memicu meletusnya peperangan di Semenanjung Korea.

Baik Kementerian Pertahanan Korsel maupun Pentagon masih bungkam untuk mengomentari keberhasilan hacker Korut.

Tapi yang pasti Korut ternyata selalu selangkah di depan.

Pasalnya dalam “perang kata-kata” antara Kim Jong Un dan Donald Trump, Kim bisa bertindak seperti aktor sedangkan Trump marah beneran.

Keberhasilan para hacker Korut telah memenangkan medan perang elektronik (cyber war), juga merupakan kemenangan selangkah di depan karena dilakukan jauh-jauh hari sebelumnya.

Artikel Terkait