Advertorial
Intisari-Online.com – Seorang remaja India tewas tenggelam di kolam saat acara study tur.
Tragisnya, ia tenggelam tidak jauh dari teman-temannya yang sedang asyik selfie di kolam yang sama.
Dalam foto terlihat seorang remaja sedang selfie dengan teman-temannya di dalam kolam.
Si pengambil selfie tidak menyadari ada kepala yang tersembul di air di belakang teman-temannya.
Padahal kepala yang tersembul di air itu adalah teman mereka, Vishwas G (17 tahun). Remaja berusia 17 tahun itu pun tewas.
Dilaporkan, para remaja itu adalah bagian dari 25 remaja dari National College di Jayanagar, Banglore, India.
Bersama sejumlah guru, mereka berwisata ke Gundanjaneya, sebuah kuil tua yang telah berusia 300 tahun.
Tidak jauh dari kuil itu ada sebuah kolam. Para pelajar itu berenang terlebih dahulu di kolam sebelum melanjutkan wisata ke kuil.
Nah, sekelompok pelajar tidak ketinggalan berselfie-ria di tepi kolam.
Selama itu mereka tersenyum tanpa menyadari ada teman yang kesulitan di dalam air.
Sumanth A., seorang pelajar, berkata: “Kami selesai berenang dan pergi ke kuil Gundanjaneya dan tidak menyadari kalau Vishwas tidak ada.”
“Seorang teman mengirimkan foto selfienya dan baru menyadari Vishwas yang tenggelam ikut terpotret. Ia segera memberi tahu kepala sekolah NCC, Prof. Girish dan teman-temannya yang lain.”
“Mereka segera kembali ke kolam Kalyani, setelah kejadian berlangsung satu jam. Vishwas tidak terlihat dimana-mana.”
Menurut keterangan polisi, dalam wisata itu ikut pula kepala sekolahnya.
Namun, tidak ada staf sekolah yang menemani para pelajar itu saat berenang.
Para pelajar itu juga mengabaikan tanda larangan tidak boleh berenang dan berendam di kolam.
Polisi setempat akhirnya menemukan mayat Vishwas dan mengangkatnya dari air.
Orangtuanya datang tidak lama setelah diberi tahu salah satu teman anaknya itu.
Menurut keterangan polisi, Vishwas G. adalah anak tertua dari Govindaraju, seorang tukang becak.
Keluarga yang berduka itu mendatangi National College sambil membawa jenazah anaknya untuk memprotes kematian itu.
Mereka menyalahkan ‘kelalaian’ guru setelah para murid tidak memedulikan tanda dilarang berenang.
Seharusnya mereka mengatakan pada muridnya untuk tidak masuk ke kolam.
Dilansir dari situs Mailonline, manajemen sekolah pun berjanji akan menyelidiki kasus ini.
Mereka akan melakukan tindak kedisiplinan kepada anggota staf sekolah yang bertanggung jawab atas kejadian tersebut.
Menurut jurubicara kepolisian, orangtua Vishwas G. melaporkan sebuah tindak kelalaian yang dilakukan oleh manajemen National College yang berakibat pada nyawa anaknya.
Polisi mendaftarkan kasus kematikan tidak alami itu berdasarkan keluhan orangtua.
Kemungkinan akan didaftar sebagai sebuah kasus melawan pihak sekolah bila bukti-buktinya mengkonfirmasikan kelalaian tersebut.
Saat ini polisi masih belum menanyai para pelajar karena mereka masih syok.
Namun, mereka akan ditanyai rincian kejadian itu segera.