Advertorial
Intisari-Online.com – Menurut Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopp Purwo Nugroho, Gunung Agung di pulau Bali sudah berstatus ‘awas’, dikutip dari kompas.com.
Gunung berapi tersebut telah “mengerang” sejak Agustus lalu.
Namun aktivitas seismik memperingatkan pihak berwenang mengenai kemungkinan magna membuat jalan ke permukaan semakin dekat.
Ini bisa meningkatkan letusan eksplosif.
Gunung Agung adalah titik tertinggi di Bali, Indonesia dan dikenal sebagai stratovolcano, jenis gunung berapi yang paling umum.
Bentuknya seperti lapisan lava, batu apung, abu yang sejuk di atas satu sama lain, dan menciptakan ciri khas yang curam.
Dilansir dari iflscience.com, lava yang dihasilkan oleh gunung berapi ini biasanya memiliki viskositas tinggi, yang berarti mendingin dengan cepat dan tidak menyebar dengan sangat jauh.
Pemerintah setempat telah memberlakukan zona aman sekitar 12 kilometer di sekitar gunung.
Gunung Agung terakhir meletus tahun 1963. Akibatnya magna menghasilkan aliran piroklastik besar dengan puing-puing terbang hingga 10 kilometer ke udara.
Sekitar 1.700 orang menjadi korban karenanya.
Untuk antisipasi gunung akan meletus, sekitar 50.000 warga dan 2.000 ekor sapi telah dilarikan ke tempat penampungan sementara.
Semoga saja tidak terjadi apa-apa ya!