Advertorial

Tak Hanya Korut, Iran Ikut-Ikutan Uji Coba Peluncuran Rudal Balistik dan Donald Trump pun Makin Pusing Tujuh Keliling

Moh Habib Asyhad

Editor

Jika Korut ingin sekali merudal nuklir AS, sebalknya Iran, meskipun tidak memamerkan program nuklirnya, ingin sekali merudal Israel, Arab Saudi--dua-duanya sekutu AS.
Jika Korut ingin sekali merudal nuklir AS, sebalknya Iran, meskipun tidak memamerkan program nuklirnya, ingin sekali merudal Israel, Arab Saudi--dua-duanya sekutu AS.

Intisari-Online.com -Dalam kancah politik internasional saat ini pemerintah AS memilki dua “musuh bebuyutan” yang selalu ingin menyerang: Iran dan Korea Utara.

Kedua negara ini sama-sama tergila-gila dalam memproduksi rudal-rudal balistik yang bisa dimuati hulu ledak nuklir dan bersemangat untuk menggunakannya.

(Baca juga:Tak Hanya Kim Jong-un, Presiden Iran Hassan Rouhani Juga Kirim Ancama ke Donald Trump, Besok Siapa Lagi?)

Jika Korut ingin sekali merudal nuklir AS, sebalknya Iran, meskipun tidak memamerkan program nuklirnya, ingin sekali merudal Israel dan Arab Saudi--dua-duanya sekutu AS.

Sejak revolusi Islam Iran pada 1979 berhasil menggulingkan sistem monarki Iran di bawah pimpinan Mohammad Reza Pahlavi (Shah Iran) yang didukung oleh AS, pemerintah revolusi Islam Iran memang langsung menjadi rival AS hingga saat ini.

Seperti Korut, Iran juga secara diam-diam mengembangkan program nuklir dan terus mengembangkan kemampuan rudal balistiknya.

Uniknya rudal balistik Iran yang sedang dikembangkan bermodal rudal-rudal AS yang diberikan di era Shan Iran, misalnya rudal RIM-66 (SM-1) yang dikembangkan menjadi rudal “made in Iran” bernama Sayyad-2.

Rudal Sayyad-2 dipergunakan oleh kapal-kapal perang Iran. Tapi berkat pengembangan yang dilakukan oleh militer Iran, rudal Sayyad-2 juga sudah diproduksi massal dan dapat diluncurkan dari sistem pertahanan udara bernama Talash.

Dengan demikian, Sayyad-2 berfungsi juga sebagai rudal darat ke udara (SAM) yang bersifat mobil karena alat peluncurnya bisa menggunakan kendaraan tempur.

Dalam perkembangan terkini, Iran bahkan sudah mengembangkan rudal balistik Khorramshahr yang bisa dimuati beragam hulu ledak, termasuk hulu ledak nuklir dan telah sukses diuji coba pada hari Jumat (22/9) kemarin.

Rudal Khorramshahr yang memiliki jarak luncur hingga 2000 km ini dan dapat membawa lebih dari satu bahan peledak dilukiskan oleh militer Iran sebagai senjata masa depan yang mudah menjangkau kawasan Israel dan Arab Saudi.

Keberhasilan peluncuran rudal balisik Khorramshahr Iran ini jelas semakin menambah kepusingan Presiden Donald Trump.

Pasalnya di tengah ancaman Korut yang ingin sekali mencoba rudal balistik nuklirnya tanpa menggubris ancaman militer AS dan sangsi ekonomi PBB, Iran yang juga telah mendapat embargo ekonomi dari AS ikutan-ikutan “ngeyel seperti Korut dengan cara menguji peluncuran rudal balistiknya.

(Baca juga:Seperti Korea Utara, China Juga Gemar Uji Coba Rudal Balistik tapi Tak Bikin Gembar)

Dalam pertemuan Sidang Umum PBB yang berlangsung di New York, Kamis (22/9), Presiden Trump telah mengancam akan menaikkan sanksi ekonomi dan militer terhadap Iran jika negara yang selama ini suka mengancam AS itu terus mengembangkan pengayaan uranium demi membuat senjata nuklir.

Tapi Iran, seperti juga Korut, rupanya tak mau menggubris ancaman itu, dan peluncuran uji coba rudal balistik Khorramshahr adalah jawabannya.

Artikel Terkait