Juga di sini hasilnya gemilang: lulus sangat luar biasa hingga diberi tanda penghargaan berupa pedang Samurai dengan bentuk khusus.
Praktek-praktek di medan pertempuran - baik pada awal kemerdekaan maupun pada zaman clash dan sesudahnya – berkali-kali memperlihatkan kecakapan Yani sebagai pemimpin.
Tahun 1955 dikirim oleh Departemen Angkatan Darat ke Amerika untuk menjalani "Command and General Staff College" Fort Leaven Worth.
Mata kuliah: kerja sama antara angkatan darat dan angkatan udara. Juga pada kursus yang diikuti oleh peserta-peserta dari berbagai negara ini, Yani lulus dengan nilai terbaik.
Sesudah itu meneruskan kursus itu di Inggris. Sepulangnya di tanah air, ia menjadi Assisten II Kepala Staf Angkatan Darat.
Macam-macam jenis orang-orang berbakat. Ada yang mempunyai tenaga kerja luar biasa, sehari dapat bekerja 16 jam secara non-stop, tapi majunya lamban.
Kadang-kadang dengan susah-payah harus mengerahkan segala energi dan daya pikirnya untuk mengatasi persoalan-persoalan yang dihadapinya.
Namun tekun dan tabah, hingga akhirnya tercapai juga hasil-hasil yang mengagumkan. Tapi disamping itu ada pula orang berbakat tipe lain.
Ia mempunyai kemampuan untuk memecahkan problem-problem yang paling sulit, seolah-olah dengan cara "seenaknya" saja. Kecerdasan pandangan dan pengamatannya seketika menangkap inti persoalan dan sekaligus menemukan pemecahannya.
Putusan serba cepat, tepat, cermat dan seolah-olah “sambil bermain-main" saja. Mereka disebut orang yang "brilian" – cemerlang dan mereka itu jarang ditemukan.
Rupanja Pak Yani termasuk kategori bakat terakhir. Suatu peristiwa kecil melukiskan hal ini. Waktu itu ia sedang bertugas di daerah GBN.
Pada suatu hari Pak Yani sedang melepaskan lelah main tenis (Ia terkenal gemar olahraga, dulu tenis, akhir-akhir ini golf, yang dilakukan setiap hari dari jam 2.30 sampai jam kira-kira jam 6.00. sore).
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR