Find Us On Social Media :

Di Ruteng Lelaki Memasak, Wanita Mengurus Ternak

By Moh Habib Asyhad, Senin, 18 September 2017 | 13:40 WIB

Tidak ada penumpang lain, yang sedang antre untuk naik pesawat ke Bima atau P. Jawa misalnya.

Meskipun demikian keadaan bandara cukup baik. Dari tempat ini nampaklah jajaran pegunungan hijau di kejauhan.

Beberapa teman agak kaget, masa orang mengatakan Flores adalah tanah gersang? Nyatanya, masih ada bumi permai di daerah ini.

Jalanan menuju pusat Kota Ruteng cukup berkelok-kelok. Dr. Henry Kerong, dokter setempat yang menjemput kami, banyak mendapat pertanyaan keingintahuan kami soal daratan yang baru kami injak untuk pertama kalinya ini.

Ruteng betul-betul telah merebut hati kami pada pandangan pertama.

Beberapa pertokoan berjajar di pusat kota. Mobil yang tidak banyak jumlahnya berseliweran, kebanyakan Colt angkutan umum.

Ada jenis kendaraan umum yang unik yaitu truk yang di belakangnya diberi atap dengan bangku kayu berjajar ke belakang.

Penumpang dengan gesit meloncat ke atas truk melalui ban samping, tidak terkecuali penumpang perempuan. Alat transportasi inilah yang disebut bus kayu.

Kami sedikit merapatkan jaket, karena udara masih cukup dingin. Suhu udara di Ruteng akhir-akhir ini berkisar antara 22 – 25oC.

Kawasan Reo sedikit lebih panas karena letaknya dekat pantai.

Kondisi jalan raya Ruteng - Reo kurang baik dan berkelok-kelok. Alat transportasi utama selain bus kayu adalah minibus. Apabila kondisi tidak fit, besar kemungkinan kita menjadi mabuk karena belokan-belokan tajam yang dijumpai dalam perjalanan.