Find Us On Social Media :

Penderita HIV/AIDS di Kabupaten Blitar Meningkat Tajam: 15 Orang per Hari, Kebanyakan Ibu Rumah Tangga!

By Mentari DP, Rabu, 14 November 2018 | 21:00 WIB

Intisari-Online.com – Kabar tak sedap datang dari Kabupaten Blitar, Jawa Timur.

Dilaporkan tribunnews.com pada Selasa (13/11/2018), jumlah penderita HIV/AIDS di Kabupaten Blitar, ternyata cukup mengerikan.

Meski sudah banyak pelajaran terhadap keganasan penyakit yang jadi pembunuh nomer satu itu, namun rupanya belum juga bisa menyadarkan warga.

Dikira dengan berbagai kampanye dan hal dilakukan warga untuk menyadarkan bahaya HIV/AIDS dan yakin jumlah penderita HIV/AIDS di Kabupaten Blitar akan berkurang.

Baca Juga : Jantung Putri Joanna Alexandra Bocor: Operasi Jantung Bocor Bisa Pakai BPJS, Tapi...

Namun nyatanya tidak.

Bahkan dalam sebulan saja, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Blitar, rata-rata melakukan pengobatan sebanyak 15 orang.

Itu tak hanya pasien lama, namun juga baru.

Anda mungkin beranggapan angka 15 itu kecil. Namun jumah tersebut didapat karena si penderita mau berobat.

Bagaimana dengan yang tidak atau bahkan yang tidak tahu? Sangat banyak!

Sebab, menurut Diknes, penderita HIV/AIDS di Kabupaten Blitar yang malu untuk memeriksakan dirinya diperkirakan tak kalah banyak.

Data di Dinkes, jumlah penderita HIV/AIDS di Kabupaten Blitar cukup mengkhawatirkan orangtua. Sebab, terhitung sejak tahun 2013 lalu, jumlah penderita HIV mencapai 1.332 orang.

Dari jumlah sekian itu, yang terpantau sudah meninggal dunia sekitar 361 penderita.

Baca Juga : Jantung Putri Joanna Alexandra Bocor: Hati-hati, Gejala Jantung Bocor Tak Selalu Ditandai Tubuh yang Membiru

"Memang, kalau melihat jumlah penderitanya cukup mengerikan karena terbilang banyak," ujar Krisna, Selasa (13/11/2018).

"Itu kalau diambil rata-rata, jumlah segitu itu tersebar di seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Blitar (jumlah kecamatannya ada 22)."

Apa yang dilakukan Dinkes terhadap warganya yang terkena HIV sebanyak itu?

Menurut Krisna, selain mengobati agar bertahan hidup, juga ada perlakuan khusus yang tak kalah pentingnya.

Di antaranya, para penderitanya harus didekati, agar mau membuka diri terhadap penyakit HIV yang dideritanya itu.

Sebab, hampir semua penderitanya, tak mau berterus terang, sehingga kondisinya kian memburuk keadaannya.

Memang bukan salah mereka 100%. Karena penyakit ini masih dianggap tabu di Indonesia.

Sehingga mereka pasti malu mengidap penyakit ini.

Belum lagi pemikiran bahwa penyakit ini dekat dengan mereka yang dianggap orang 'nakal'.

Padahal, tidak semuanya seperti itu.

Ada beberapa penderita yang merupakan korban. Seperti tertular dari pasangannya yang suka bergonta-ganti pasangan seks.

Atau bayi yang ibunya merupakan penderita HIV/AIDS.

Bisa juga karena kita tidak menyadari seseorang menderita HIV/AIDS, kita melakukan banyak hal bersama.

Seperti bermain dan makan dari piring yang sama.

Baca Juga : Jantung Putri Joanna Alexandra Bocor: Hati-hati, Gejala Jantung Bocor Tak Selalu Ditandai Tubuh yang Membiru

Oleh karenannya, warga harus diedukasi terlebih dahulu.

"Jadi, warga pun kini harus paham, bahwa ada banyak penyebab mengapa seseorang terkena penyakit HIV/AIDS."

"Jangan langsung mengatakan dia orang 'nakal'. Ada banyak kasus, di mana mereka malah jadi korban."

"Itu yang perlu kami sadarkan, bahwa tak semua penderitanya telah berbuat salah atas prilaku seksnya."

"Namun, banyak istri yang jadi korban suaminya. Karena itu, kami nggak hanya mengobati, namun juga memberikan kesadaran agar mau membuka diri atas penyakitnya tersebut," jelasnya.

Menurut Dinkes, rata-rata para penderitanya adalah ibu-ibu di usia produktif atau usia antara 30 ke atas. Dan kebanyakan malah ibu rumah tangga.

Karenanya, pihaknya berharap agar para korban cepat melapor, supaya Dinkes bisa mendeteksi dan mengobati dengan cepat juga.

"Kalau namanya yang sudah tercatat di kami, mereka akan memantaunya dengan baik setiap minggu atau bulan."

Baca Juga : 3 Bocah Penderita HIV Dikucilkan: Penyebab Terbesar HIV Memang Hubungan Seksual, Tapi Jangan Abaikan Penyebab Ini

"Namun kalau namanya belum tercatat, kami susah memantaunya."

Jika terlalu sulit untuk datang ke rumah sakit, Krisna menyarankan, bisa lewat bidan desa atau ke puskemas setempat.

Selanjutnya, mereka akan dilaporkan ke Dinkes. Lalu Dinkes akan mendatangi ke rumahnya dan akan melakukan pemeriksaan di laboratorium.

"Bagi mereka yang sudah terkena, nggak usah khawatir, kami juga akan memberikan pengobatan, dan juga akan memberikan pembelajaran kepada orang terdekat agar tidak mengucilkan penderita."

"Ini tujuannya agar penyakit tersebut tak sampai menular ke orang dekatnya," tutup Krisna. (Imam Taufiq)

(Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul Ribuan Penderita HIV/AIDS di Blitar Tersebar Merata di Semua Kecamatan, yang Mati Tembus 361 Orang”)

Baca Juga : Jantung Bocor Seperti yang Dialami Putri Joanna Alexandra Sebenarnya Masih Bisa Dicegah, Ini Caranya!