Advertorial

Demi Alihkan Perhatian Dunia dari Kasus Khashoggi, Putra Mahkota Arab Saudi Diduga Bujuk Israel untuk Serang Gaza

Tatik Ariyani
,
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

Sumber-sumber di dalam Saudi mengatakan bahwa MBS berusaha membujuk Perdana Menteri Israel untuk memulai konflik dengan Hamas di Gaza.
Sumber-sumber di dalam Saudi mengatakan bahwa MBS berusaha membujuk Perdana Menteri Israel untuk memulai konflik dengan Hamas di Gaza.

Intisari-Online.com - Akhir-akhir ini nama putra mahkota Arab Saudi, Mohammad bin Salman (MBS) menjadi perbincangan hangat di seluruh dunia.

Hal ini berkaitan dengan dugaan keterlibatan dirinya dengan hilangnya jurnalis Saudi, Jamal Khashoggi.

Kini, sumber-sumber di dalam Saudi mengatakan bahwa MBS berusaha membujuk Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu untuk memulai konflik dengan Hamas di Gaza.

Hal itu dilakukan sebagai bagian dari rencananya untuk mengalihkan perhatian dunia dari pembunuhan jurnalis Khashoggi.

Baca Juga : Tiger Squad, Pasukan Elite Putra Mahkota yang Diduga Bunuh Jamal Khashoggi dan Pembangkang Lainnya Secara Kejam

Menurut sumber tersebut, perang di Gaza adalah salah satu langkah dan skenario yang diusulkan oleh tim satuan tugas darurat yang dibentuk untuk melawan akibat yang ditimbulkan perihal terbunuhnya Khashoggi.

Gugus tugas yang terdiri dari pejabat istana kerajaan, kementerian luar negeri dan pertahanan memberi arahan kepada putra mahkota setiap enam jam.

Tim itu menyarankan MBS bahwa perang di Gaza akan mengalihkan perhatian Trump dan memfokuskan kembali perhatian Washington pada peran Arab Saudi dalam memperkuat kepentingan strategis Israel.

Tim itu juga menyarankan MBS untuk 'meneralisir Turki dengan segala cara', termasuk menyuap Presiden Turki Erdogan dengan tawaran untuk membeli senjata Turki dan berusaha meningkatkan hubungan antara Saudi dan Turki.

Baca Juga : Sebelum atau Sesudah Makan? Inilah Waktu Terbaik untuk Makan Buah

Dalam sebuah komentar bulan lalu, MBS mengklaim bahwa pembunuhan Khashoggi digunakan untuk membuat kerenggangan hubungan Saudi dan Turki.

Para pejabat Saudi membantah bahwa putra mahkota terlibat dalam pembunuhan Khashoggi pada 2 Oktober lalu di konsulat Saudi di Turki.

Selain perang di Gaza, beberapa rekomendasi lain dari satuan tugas tersebut bocor ke beberapa orang kepercayaan terdekat MBS, Turki Aldakhil, manajer umum saluran berita Al Arabiya.

Baca Juga : 5 Museum Mengerikan di Amerika, Salah Satunya Menyimpan Otak Einstein

Dia mengungkapkan lebih dari 30 langkah potensial yang bisa diambil Saudi jika AS memberlakukan sanksi.

Dia juga mengatakan bahwa Saudi mampu menggandakan harga minyak, menawarkan Rusia pangkalan militer di utara negara itu, dan beralih ke Rusia dan China sebagai pemasok senjata utamanya.

Namun, Aldakhil menepis kabar tersebut.

Arab Saudi dan Israel dianggap memiliki hubungan rahasia yang semakin dekat.

Baca Juga : Hasil Peserta Piala AFF 2018: Indonesia Akan Lawan Thailand, Malaysia Pimpin Klasemen Grup A

Hal itu didorong oleh permusuhan bersama dengan Iran dan MBS telah menjadi pemain kunci dalam upaya menjual rencana perdamaian 'kesepakatan abad' Trump untuk Israel dan Palestina kepada pemimpin regional.

Sementara pembunuhan Khashoggi telah dikecam oleh para pemimpin dunia, Netanyahu mengatakan awal bulan ini, "Sangat penting bagi stabilitas kawasan dan dunia bahwa Arab Saudi tetap stabil."

Dua minggu setelah pembunuhan itu, sumber-sumber pemerintah Saudi juga mencatat perubahan nada secara tiba-tiba dalam pernyataan Netanyahu tentang Hamas selama negosiasi dengan Qatar yang bertujuan meredakan blokade di Jalur Gaza.

Netanyahu mengatakan pada sidang kabinetnya pada 14 Oktober, "Kami sangat dekat dengan jenis kegiatan yang berbeda, suatu kegiatan yang akan mencakup pukulan yang sangat kuat. Jika itu masuk akal, Hamas akan berhenti menembak dan menghentikan gangguan kekerasan ini, sekarang."

Demikian pula, Israel dan Qatar baru saja mencapai kesepakatan untuk mengizinkan dana masuk ke wilayah yang diblokade dan membayar gaji pekerja pemerintahan Hamas, ketika serangan pasukan khusus Israel minggu malam gagal terjadi di Khan Younis.

Hamas kemudian meluncurkan ratusan roket ke Israel selatan dan Israel meluncurkan serangan udara di Gaza dengan setidaknya 15 orang Palestina dan satu Israel tewas dalam baku tembak paling serius sejak 2014.

Namun,Middleeasteye tidak dapat secara independen mengkonfirmasi apakah serangan Israel ke Gaza dipengaruhi oleh seruan MBS kepada Netanyahu.

Berbicara pada hari Minggu (11/11) sebelum serangan itu, Netanyahu mengatakan bahwa dia melakukan semua yang dia bisa untuk menghindari perang yang tidak perlu di Gaza.

Menurut sumber-sumber, rekomendasi lain yang diberikan satuan tuga antara lain menunjukkan pada Trump bahwa Saudi tidak bergantung pada aliansinya dengan AS, mereka juga mengundang Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengunjungi Riyadh.

Putin diduga telah mengatakan bahwa dia akan berkunjung terlepas dari hasil penyelidikan Khashoggi.

Baca Juga : Upah Buruh Kian Tinggi, Lebih dari 20 Perusahaan Putuskan Hengkang dari Karawang

Artikel Terkait