Find Us On Social Media :

Jangan Salah, Vape Juga Bisa Sebabkan Kanker, Begini Cara Bekerjanya

By Moh Habib Asyhad, Minggu, 3 September 2017 | 15:00 WIB

Hasil ini, lanjutnya, menunjukkan bahwa seperti yang terjadi dengan merokok tembakau, vaping memiliki efek jangka pendek yang lebih berbahaya pada penderita asma dibandingkan dengan perokok yang sehat.

Efek peradangan dalam paru ini dapat memicu penyakit paru dari waktu ke waktu.

(Baca juga: Kaki Pria Ini Hampir Putus Setelah Rokok Elektronik Meledak Serupa Granat)

Mengomentari studi ini, The British Lung Foundation mengakui bahwa vaping dapat membahayakan paru-paru.

Studi lain menemukan bahwa sampel sel darah putih yang terpapar uap asap rokok elektrik melepaskan senyawa penyebab peradangan, menunjukkan bahwa menghirup uap vape mungkin memiliki efek yang sama dalam tubuh.

Rokok elektrik bisa memicu kanker

Nikotin bukanlah pelaku utama di balik ancaman bahaya rokok, melainkan asap yang diproduksi dari rokok itu sendiri.

Menyulut korek api pada rokok menyebabkan daun tembakau dan kertas selulosa pembungkusnya menjadi terbakar.

Pembakaran ini kemudian melepaskan ramuan racun radikal bebas yang tidak hanya menyebabkan kanker, namun juga penyakit jantung dan berbagai masalah lainnya.

Sementara itu, rokok elektrik menggunakan tenaga panas dari baterai untuk menguapkan campuran nikotin, gliserol atau propilen glikol, dan perasa (tergantung pada produk).

Pemanasan terjadi pada suhu yang jauh lebih rendah dari pembakaran pada rokok tembakau, sehingga tampaknya masuk akal bahwa vaping tidak akan menyebabkan pelepasan semua racun yang sama dengan rokok.

Uap asap rokok elektrik mungkin mengandung jejak bahan kimia penyebab kanker, seperti formalin, aldehida, acrolein, dan dietilen glikol, atau logam beracun seperti nikel.