Find Us On Social Media :

Bayi Ini Alami Gangguan Hati, Ternyata Gara-gara Diolesi Minyak Gosok oleh Ibunya, Kok, Bisa?

By K. Tatik Wardayati, Sabtu, 10 November 2018 | 17:30 WIB

Bentuknya kristal berwarna putih, baunya khas aromatik, dan dapat menguap. Rasanya pahit,  tapi bisa menyejukkan. Menurut catatan sejarah, pada awalnya bahan ini dipakai sebagai afrodisiak (perangsang nafsu seks), kontrasepsi, abortifasien, serta supresor laktasi (penekan pembentukan susu).

Baca Juga : Meski Punya Masalah Kulit, Orang Dewasa Tetap Tak Disarankan Gunakan Sabun Bayi

Belakangan, kamfer sudah dibuat secara sintetik dan kebanyakan dimanfaatkan sebagai antiseptik dan rubefasien (pengiritasi kulit).

Kamfer di sini lain dengan kamfer yang digunakan untuk pengharum kamar, mobil, toilet, atau untuk mengusir serangga di almari kayu yang berisi buku atau pakaian. Jenis ini disebut kapur barus (kamfer borneo) yang diperoleh dari endapan dalam celah-celah dan rongga kayu tanaman Dryobalanops aromafica (familia Dipterocarpaceae) asal Kalimantan dan Sumatra.

Kapur barus warnanya putih kekuningan sampai kuning kecoklatan, baunya khas mirip kamfer. Senyawa aktif dari kapur barus adalah d-borneol. Adakalanya bila untuk keperluan pengharum dan pengusir serangga digunakan senyawa organik Naftalena.

Saat seseorang merasa demam, obat gosok mengandung kamfer untuk obat gosok tadi sering digosokkan pada dada atau dihirup sebagai inhalasi. Pada umumnya sediaan kamfer dalam obat paten tidak hanya mengandung kamfer, tetapi ditambah bahan aktif seperti mentol, metilsalisilat, Egenol, minyak Ekaliptis, dll.

Baca Juga : 42 Tahun Wanita Ini Meragukan Kematian Bayinya, Setelah Membongkar Makamnya Hanya Ini yang Ia Temukan

Dulu memang kamfer pernah digunakan sebagai obat influenza, analgesik, serta gangguan tenggorokan. Pada pemakaian secara oral, kamfer akan terabsorpsi baik dan dapat terdeteksi dalam darah setelah 20 menit ditelan.

Belakangan, setelah di ketahui dampak penggunaan kamfer oral ataupun tetes hidung tidak dipraktikkan lagi. Pasalnya, bila kelebihan dosis kamfer bisa mengakibatkan iritasi lambung, mual, dan muntah.

Bahkan, bisa terjadi keracunan hati dan bila menembus plasenta, bisa menyebabkan kematian janin.

Cerita seram menyangkut kamfer sebenamya sudah pernah diangkat dalam sebuah literatur ilmiah tahun 1954. Di situ dipaparkan bagaimana seorang bayi berusia 19 bulan menelan sesendok teh (5 ml) kamfer oli (setara 1 g kamfer).

Baca Juga : 7 Trik Sederhana Membuat Setiap Sudut Rumah Aman untuk Bayi