Find Us On Social Media :

Carica, Pepaya Mini Asli Dieng yang Maunya Hanya Tumbuh di Lereng Bagian Atas

By Moh Habib Asyhad, Minggu, 27 Agustus 2017 | 20:00 WIB

Umumnya, tumbuh di pekarangan rumah, di pinggir jalan, dan di pematang ladang.  Sebagian tumbuh liar, yang lainnya sengaja ditanam sebagai tanaman produktif.

Getahnya bikin gatal

Sekilas pohon ini tampak seperti pepaya yang kita kenal. Batangnya sama, daunnya tak beda, bunganya pun serupa. Jika tidak sedang berbuah, pohon ini sulit dibedakan dengan pepaya.

Pada sore hari, pohon ini semakin sulit dibedakan. Bukan karena pada sore hari carica mengalami perubahan bentuk, tapi karena biasanya puncak Dieng berkabut sehingga mengurangi jarak pandang. Ia  baru gampang dibedakan dari saudaranya jika sedang berbuah.

Bentuk buahnya imut-imut. Tidak bulat seperti pepaya tapi bersudut lima, mirip belimbing yang montok. Ukuran dan bentuknya hampir sama dengan buah cokelat.

Letaknya berdompol-dompol di batang bagian ujung. Satu dompol biasanya berisi belasan buah. Satu pohon bisa berbuah puluhan hingga ratusan.

Bobot satu buah carica biasanya hanya sekitar satu ons. Jauh lebih kecil daripada pepaya. Satu kilogram carica bisa berisi 10 - 15 buah.

"Jumlahnya tidak tentu," kata Mat Halim, warga Desa Sikunang. "Kalau buahnya kecil-kecil, satu kilo(gram) bisa berisi 15 buah," katanya dengan bahasa Indonesia tertegun-tegun sambil tertawa di setiap akhir kalimat. Kalau buahnya gede-gede, tiap kilo bisa berisi 10 buah.

Saat masih muda, warna buahnya hijau. Sedikit lebih gelap daripada hijau pepaya muda. Jika kulitnya dilukai, ia akan menghasilkan getah, sama seperti pepaya muda.

Rasa daging buahnya pun sama dengan pepaya muda.

Ketika mulai matang, warna kulit buahnya berubah menjadi kuning oranye. Masih sama seperti pepaya. Perbedaan paling mencolok adalah aromanya.

Betul-betul harum, jauh lebih harum daripada aroma pepaya matang. Lebih-lebih jika kulit buahnya dilukai lebih dulu.