Find Us On Social Media :

Ternyata Kebiasaan AS Inilah yang Bikin Indonesia Lebih Suka Beli Jet Tempur dari Rusia Dibanding dari AS

By Ade Sulaeman, Jumat, 25 Agustus 2017 | 07:00 WIB

Pernyataan itu tentunya harus diikuti dengan perkuatan militer untuk menjaganya khususnya dari unsur kekuatan udara.

Apalagi China telah memprotes penamaan Laut Natuna Utara itu.

Sejak China mengklaim Laut China Selatan (LCS) sebagai wilayah perairannya berdasar klaim historis, maka negara-negara yang berada di lintasan LCS mulai kena batunya.

(Baca juga: Indonesia Ubah Nama Laut China Selatan Jadi Laut Natuna Utara, China Langsung Protes)

Perairan LCS yang melewati Filipina, Taiwan, Thailand, Malaysia, Vietnam, Jepang, dan Indonesia, tiba-tiba diklaim China karena telah menjadi jalur sutera laut sejak dulu.

AS dan India sebenarnya juga gerah atas klaim LCS oleh China itu karena kapal-kapal transpornya juga rutin melintasi LCS, terutama kapal-kapal perang Armada Ke-7 AS di Pasifik yang berpangkalan di Jepang (Okinawa).

India dan AS merasa gerah karena kekuatan laut China merupakan tandingan yang memadai jika harus bentrok di perairan LCS.

Sebalinya AL China merasa superior jika dibandingkan dengan kekuatan AL negara-negara Asia Tenggara, termasuk Jepang.

Tapi pertumbuhan ekonomi China yang pesat adalah penentu segalanya karena negara ini secara mental juga ingin menjadi negara superpower seperti AS, minimal di kawasan Asia-Pasifik.

(Baca juga: Lama Jadi Musuh Bebuyutan AS di Laut China Selatan, China Sulit Netral Jika Konflik Korut-AS Meletus)

Kapal induk terbaru pun mulai dibangun oleh China, satu telah operasional, satu lagi nyaris operasional, dan satu lainnya dalam proses pembangunan.

Pembangunan kapal-kapal induk itu jelas ditujukan untuk menghadapi kapal-kapal perang AS atau India.