Find Us On Social Media :

Kebugaran Membantu Hidup Menjadi Lebih Positif, Nenek 98 Tahun Ini Telah Membuktikannya

By Moh Habib Asyhad, Minggu, 20 Agustus 2017 | 18:30 WIB

(Baca juga: V Nanammal, Instruktur Yoga Tertua di India Berusia 98 Tahun yang Kuasai 20 Gerakan Yoga)

Lahir di akhir Perang Dunia I

Tao kini berusia 98 tahun. Ia lahir pada 13 Agustus 1918 saat Perang Dunia I berakhir, di sebuah kota bernama Pondicherry, wilayah jajahan Prancis di India.

Ibunya meninggal ketika Tao berusia tujuh tahun. Ayahnya kemudian menyerahkannya kepada bibi dan pamannya yang juga tinggal di kota yang sama. Bersama paman dan bibinya ia dibesarkan sebagai seorang vegeratian.

Ketika masih sangat muda, Tao sudah melakukan perjalanan ke banyak negara bersama pamannya yang bekerja merancang proyek rel kereta api. Pada umur 12 tahun, Tao berkesempatan bertemu dengan Mahatma Gandhi.

“Laki-laki kecil yang lucu duduk di lantai dengan gelas dan semua orang membungkuk kepadanya,” kata Tao mengingat kejadian itu.

Tiga minggu berselang, pamannya membawa Tao ambil bagian dalam Gandhi's Salt March. Gandhi's Salt March merupakan aksi pembangkangan sipil tanpa kekerasan di India yang diprakarsai oleh Mohandas Karamchand Gandhi.

Gerakan ini digagas untuk menghasilkan garam dari air laut di desa pesisir Dandi.

Tao mengaku, dari ayahnya yang adalah orang India modern di zamannya, dan pamannya, aia belajar tak menunjukkan penghinaan bagi siapa pun. Sebaliknya, ia selalu ingin membangkitkan rasa kesatuan.

(Baca juga: Terungkap, Inilah Rahasia Panjang Umur Keluarga Tertua di Dunia, Sangat Sederhana Ternyata!)

Mulai menari

Ketika Perang Dunia II pecah, ia bersama bibinya menjadi pengungsi di Rhone, Prancis. Awalnya, mereka ke Eropa untuk menyusul ayah Tao yang ditugaskan di Prancis. Dalam pengungsian itulah, Tao mengenal anggur, yang kini menjadi salah satu minatnya.