Find Us On Social Media :

Menunggu Hal Paling Membosankan, Kecuali Jika Kita Sedang Menunggu Terbitnya Matahari di Bromo

By Ade Sulaeman, Sabtu, 8 Juli 2017 | 16:00 WIB

Matahari terbit di Bromo

Jika ingin menyaksikan Matahari terbit, sebaiknya kita datang siang atau sore hari, lalu istirahat lebih dulu di hotel.

Esok paginya, sebelum Matahari terbit, kita bisa pergi ke Gunung Penanjakan yang arahnya sekitar 17 km dari Desa Cemara Lawang.

Ini merupakan lokasi favorit untuk menunggu  Matahari terbit dan memotret Bromo dari titik yang lebih tinggi.

Sekali lagi, jangan lupa membawa pakaian penghangat: jaket, penutup kepala, bila perlu sarung tangan.

Penutup kepala bisa kita beli dari para pedagang di Cemara Lawang.

Selesai dari Penanjakan, kita bisa langsung turun ke Bromo. Gunung ini dikelilingi lautan pasir yang luas.

Saking luasnya, orang yang berjalan di tempat ini hanya tampak dari jauh sebagai sebuah titik yang bergerak.

Tidak bisa dibedakan apakah ia berjalan kaki atau naik kuda.

Pada musim kemarau, lautan pasirnya menjadi sumber debu dan hanya bisa dilewati oleh mobil jelajah yang bisa kita sewa di Desa Cemara Lawang.

Altematif lain yang lebih mengasyikkan, kita bisa naik kuda dari Cemara Lawang.

Tarif sewa sekitar Rp50.000,- per ekor untuk perjalanan pergi-pulang.

Sambil terayun-ayun di atas pelana kuda di lautan pasir, kita bisa menikmati keindahan Bromo yang makin lama makin dekat.