Find Us On Social Media :

Warganet ‘Heboh’ saat Song Joong Ki Umumkan Rencana Pernikahan: Wajarkah Pengidolaan Sampai ‘Seheboh’ Itu?

By Ade Sulaeman, Rabu, 5 Juli 2017 | 14:00 WIB

Song Joong Ki & Song Hye Kyo

Di antara ribuan atau jutaan penggemar, selalu saja ada beberapa orang yang selalu mengikuti perkembangan kehidupan si tokoh pujaan setiap waktu.

Mereka bahkan merasa hidupnya begitu dipengaruhi oleh apa pun yang terjadi pada artis pujaannya.

Dalam pandangan Dede Fitriana, pengajar di Fakultas Psikologi UIN Suska Riau, orang yang tergila-gila kepada orang lain akan cenderung stalking alias mencari tahu kehidupan pribadi idolanya.

Sasarannya bukan hanya selebritas saja, namun siapa pun yang spesial di hatinya. “Kalau sudah sampai membahayakan, ini termasuk gangguan kejiwaan,” tutur Dede.

Fanatisme terhadap seorang idola memang bisa menjadi obsesi. Salah satu ciri yang mudah dikenali, jika penampilan penggemar itu meniru tokoh yang diidolakannya.

Tujuannya tentu agar ia bisa menjadi sama dengan orang yang dikaguminya. Tapi akan mulai tidak sehat jika sudah menganggap idolanya adalah bagian dari dirinya.

Contohnya, ia akan marah saat tahu idolanya punya pacar.

Kondisi seperti itu, menurut Dede, bukan lagi sekadar memuja tapi sudah termasuk masalah kejiwaan. “Seolah-olah orang yang kita kagumi punya hubungan erotis dengan kita, hubungan yang dekat, makanya ada rasa cemburu dan marah,” tambah Dede.

Tidak selalu buruk

Dalam ilmu psikologi, kondisi terlampau mengidolakan selebritas itu dikenal sebagai celebrity worship syndrome (CWS).

Pakar  psikologi asal Inggris, John Maltby, membagi kondisi itu menjadi tiga tahap. Entertainment social, ketika seseorang merasa senang dan penting membicarakan idolanya.

Intense personal, ketika seseorang mulai merasa memiliki ikatan khusus dengan idolanya.