Find Us On Social Media :

Dipercaya Menyehatkan, Ternyata Ada Bahaya di Balik Diet Vegan yang Ketat

By Afif Khoirul M, Minggu, 4 November 2018 | 19:30 WIB

Intisari-online.com - Bagi sebagian orang pola makan vegetarian dianggap sangat bermanfaat bagi tubuh dan kesehatan.

Beberapa manfaat menjadi vegetarian adalah kandungan serat tinggi dari makan sayuran.

Peningkatan jumlah banyak vitamin dan mineral, kandungan yang rendah lemak, serta sebagian besar tidak jenuh.

Selain itu menjadi vegetarian juga mengurangi risiko penyakit kardiovaskular, obesitas, dan diabetes tipe 2 menjadi lebih rendah.

Baca Juga : Mekar 3.000 Tahun Sekali, Bunga Udumbara Diyakini Sebagai Tanda Lahirnya Pemimpin yang Adil

Risiko banyak kanker juga berkurang, seperti juga osteoporosis. 

Berdasarkan bukti, ada kemungkinan bahwa kasus kanker kolorektal berkurang, kemungkinan bahwa diabetes tipe 2 dan osteoporosis berkurang, dan bukti meyakinkan ada risiko penyakit kardiovaskular yang berkurang.

Meski demikian, menjadi vegan ketat ternyata juga tidaklah baik.

Menurut News Medical, ada beberapa risiko jika menjadi melakukan diet vegan yang ketat.

Pertama, kekurangan asupan kalsium yang berisiko pada patah tulang, hal ini dianggap karena asupan protein dan kalsium yang rendah, dan rendahnya vitamin D.

Baca Juga : Sebelum Meninggal, Berat Badan Pretty Asmara Turun Sangat Drastis Hingga 40 Kg

Asupan kalsium mungkin tidak cukup hanya dengan pola makan vegan, dengan demikian, risiko patah tulang lebih tinggi pada vegan.

Tetapi Anda bisa mengembalikannya dengan menjadi omnivora dengan penambahan 525 mg kalsium per hari. 

Kedua, asupan vitamin D pada vegan hanya sekitar 25% dari omnivora, penting bagi vegan untuk mengambil suplemen jika mereka tidak menderita kekurangan.

Dalam hal ini penting menyadari bahwa vitamin D2 memiliki bioavailabilitas yang lebih rendah daripada vitamin D3 yang merupakan bentuk yang ditemukan dalam makanan hewani.

Baca Juga : Cara Mengobati Biduran Secara Alami Tanpa Obat Kimia tapi Tetap Manjur

Unsur lain yang menjadi perhatian adalah zat besi, karena zat besi heme dari makanan hewani secara signifikan lebih tinggi dalam bioavailabilitas.

Daripada bentuk non-heme yang ditemukan dalam makanan nabati. 

Namun, ini biasanya tidak diterjemahkan secara klinis menjadi anemia karena kekurangan zat besi karena tindakan sinergis vitamin C yang kaya akan diet vegan.

Hal yang menarik dan penting adalah, bahwa diet 'vegetarian' tidak selalu menurunkan risiko penyakit jantung dibandingkan dengan diet omnivora.

Baca Juga : 10 Manfaat Jepan alias Labu Siam yang Jarang Diketahui. Salah Satunya Bisa Tingkatkan Fungsi Otak, Lo!

Hal ini dikarenakan tepung terigu dan gula, serta kentang, dikaitkan dengan keseimbangan energi positif dan obesitas serta dislipidemia, yang meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.

Dengan demikian, pola makan vegetarian yang sehat harus mencakup kadar tinggi biji-bijian, buah-buahan dan sayuran, serta minyak dan lemak yang sehat, termasuk kacang dan biji dalam jumlah sedang.