Find Us On Social Media :

Bayi Berusia 10 Bulan Menelan Daun Ganja, Ini yang Terjadi padanya Kemudian

By Intisari Online, Sabtu, 27 Oktober 2018 | 20:30 WIB

Baca Juga : Resmi! WHO Tetapkan Kecanduan Game Sebagai Penyakit Gangguan Mental

Juru bicara WHO mengatakan, “Ada peningkatan minat dari negara-negara anggota dalam penggunaan ganja untuk indikasi medis termasuk untuk perawatan pengobatan.”

Bukti terbaru dari uji coba pada hewan dan manusia menunjukkan bahwa penggunaan CBS memiliki beberapa nilai terapi untuk kejang karena epilepsi dan kondisi terkait.

Ganja medis dalam CBD ini dalam dosis yang sangat tepat dan tidak menginduksi sehingga pengguna tidak akan mengalami overdosis dan kecanduan seperti layaknya narkotika.

Dilansir dari dailymail.co.uk, Raul Elizade, seorang ayah dengan anak yang memiliki gangguan epilepsi parah di Meksiko, menyatakan ia merasa senang dengan keputusan WHO ini.

Sebelumnya, Elizade telah mengusulkan pada pemerintah Meksiko untuk melegalkan penggunaan ganja sebagai pengobatan agar putrinya bisa mengakses CBD.

Grace, putri sulungnya menderita gangguan epilepsi selama bertahun-tahun dan itu menyebabkan dia mengalami kejang ratusan kali dalam sehari.

Setelah semua pengobatan medis dan upaya alternatifnya tidak membuahkan hasil, Raul Elizade kemudian mencoba menggunakan CBD untuk anaknya.

Hasilnya, Grace sangat tertolong dan hanya mengalami beberapa kali kejang, kesehatannya berubah menjadi jauh lebih baik.

Elizade tidak pernah menyangka harus berdekatan dengan ganja setiap hari, namun, menurut dia, CBD sangat membantu hidup anaknya.

Elizade sebagai orang yang telah menggunakan CBD juga setuju terhadap keputusan WHO untuk membatasi peredaran ganja medis meski sekarang sifatnya legal.

Dia juga menambahkan, bahwa sekarang anaknya mengonsumsi ganja medis seperti suplemen kesehatan yang hanya digunakan saat keadaannya mendesak.

Sementara ini, masih banyak negara di duni yang melarang keras peredaran zat ganja dalam bentuk apapun dan untuk alasan apa pun.