Find Us On Social Media :

Kisah Indra Qadarsih, Putera Titi Qadarsih yang Bebas dari Narkoba Tanpa Obat

By K. Tatik Wardayati, Selasa, 23 Oktober 2018 | 17:45 WIB

"Di situlah saya tahu, saya sakaw. Rupanya, rokok itu dicampur putaw. Besoknya, saya beli lagi supaya badan tak sakit. Mula-mula sedikit, lama-lama dosisnya naik."

Ketagihannya tak bisa dibendung karena dosisnya terus menanjak. Peralatan studio sampai ia jual untuk dapat membeli putaw. Padahal ketika itu ia tengah merintis bisnis studio.

Baca Juga : Titi Qadarsih Meninggal Dunia, Makanan Sepele Ini Bisa Picu Kanker Usus

Sampai suatu saat, badannya terasa betul-betul tak enak. Pencernaan juga kacau. "Saya bongunin mama yang lagi tidur. Ma, cepet bawa Indra ke rumah sakit. Sakaw nih," kenangnya. Selama itu Indra menyembunyikan statusnya sebagai pecandu.

Indra sempat koma satu minggu. Leukositnya pernah sampai 4.000. Namun, hal itu belum membuatnya kapok. Lepas dari rumah sakit, godaan kembali ke narkoba tak bisa dia hindari. la mencoba shabu, lalu kembali ke putaw.

Gara- gara putaw lagi, ia masuk ke rumah sakit. Rumah ibunya yang asri di kawasan Cinangka, Parung, Kabupaten Bogor, nyaris dijual. Di sinilah hatinya tergugah dan mulai terbit keinginan untuk berhenti.

"Mama bilang, kalau saya masuk rumah sakit, terpaksa rumah dijual. Omongan mama itu menusuk hati. Saya nggak rela, sebab rumah itu hommy banget. Menyenangkan sekali kalau pulang ke rumah itu. Tiba-tiba saya merasa bersalah. Saya enggak mau begini terus. Saya mau melepaskan diri dari kecanduan. Anehnya, saya punya keyakinan bisa sembuh."

Baca Juga : Penyanyi Era 70-an Titi Qadarsih Meninggal Dunia dalam Perjalanan Pulang ke Rumahnya

Enggak betul bikin kreatif

Dalam mencari kesembuhan, Indra mendatangi dokter. Usai didetoksifikasi, Indra tak mau menggunakan obat untuk sembuh. Dari pengalamannya dua kali di rumah sakit, obat-obatan yang diberikan dokter cuma untuk menopang "daya tahan"tubuh.

Begitu obat habis, badan sakit lagi. Menurut dokter, dirinya memang tak bisa lepas dari obat itu. Kecanduannya pada narkoba dipindahkan ke obat-obat pengganti.

"Wah, gawat nih. Berarti saya tetap kecanduan obat. Selain itu. juga menguras kantong karena harganya mahal. Saya bertekad lepas tanpa obat, apa pun risikonya," jelas pria kelahiran 1 April 1971, yang sampai saat ini tak percaya pada obat-obatan untuk lepas dari jeratan narkoba.