Find Us On Social Media :

Hasyim Asyari, Kakek Gus Dur, Pendiri Pesantren Tebuireng yang Tidak Melulu Mengajarkan Pengetahuan Agama

By K. Tatik Wardayati, Senin, 22 Oktober 2018 | 19:00 WIB

"Menangkap" pencuri

Cara-cara baru diperaktekan dalam pesantren ini. Tidak melulu pengetahuan agama, tapi juga pengetahuan umum. Semula orangtua murid mengancam akan menarik anak-anak mereka, sebab pengetahuan umum pada waktu itu dianggap bid'ah dan haram.

Tantangan bukan saja dari para orangtua murid tapi kaum tua pada umumnya.

Tapi Hasyim tak dapat digertak, dia tetap jalan dengan kemauannya yang dianggapnya benar. Dia tetap meneruskan rencananya yang dirasa sangat berguna bagi generasi muda.

Suratkabar dan majalah dimasukan ke pesantren. Satu hal yang baru dan aneh dirasa. Para santri bahkan diharuskan menguasai bahasa asing disamping bahasa wajibnya, Arab.

Baca Juga : Demi Sungkem Ke Orangtua, Tiga Santri Ini Rela Mudik Bersepeda Ontel Ratusan Kilometer

Biar ia keras kemauannya, Hasyim tetap rendah hati, tidak pernah menonjolkan diri atau takabur. Sikapnya ramah terhadap setiap orang. la selalu memberikan nasehat dan petunjuk kepada siapapun.

Murid-muridnya bila berbuat salah ditegur dengan halus. Pernah suatu hari, Kyai Hasyim dapat laporan bahwa ada seorang santri yang suka mencuri merpati milik pesantren.

Oleh Kyai santri itu dipanggil dan diberi 5 ekor burung goreng. Selesai makan santri itu diberi nasehat agar jangan mencuri lagi. Santri tunduk tersipu.

Peraturan dalam pesantren ditegakkan. Umpamanya peraturan pada orang yang shalat tidak berjamaah. Setiap orang yang sembahyang di mesjid dalam pesantren harus berjamaah.

Baca Juga : Guru Berusia 100 Tahun Ini Tetap Mengajar Santrinya Meski dengan Berbaring di Tempat Tidur

Kalau ada yang tidak  berjamaah akan kena hukuman, mengisi bak mandi sebanyak 50 timba.