Find Us On Social Media :

Pusing Buang Sampah, Pemprov DKI Jakarta Wajib Tiru Kota Kamikatsu yang Dijuluki Kota Tanpa Sampah Ini

By Intisari Online, Sabtu, 20 Oktober 2018 | 14:14 WIB

Intisari-Online.com – Sebanyak 16 truk sampah milik Pemprov DKI Jakarta yang akan menuju TPST Bantar Gebang sempat ditahan oleh Dinas Perhubungan Kota Bekasi.

Selain itu, 51 truk sampah juga sempat ditahan saat akan kembali ke Jakarta hingga keluarga para sopir truk tersebut merasa cemas karena tak kunjung kembali.

Usut punya usut, ternyata polemik tersebut terjadi karena dana hibab sebesar Rp2,09 triliun yang diajukan oleh Pemkot Bekasi kepada Pemprov DKI Jakarta tak kunjung cair.

Wali Kota Bekasi menuntut dana sampah tersebut segera diselesaikan meski menurutnya jumlahnya tidak sebanding dengan kerugian warga Kota Bekasi yang menjadi 'tempat sampah' warga Jakarta.

Baca Juga : Saat Pemerintah DKI Kesulitan Membuang Sampah, Swedia Justru Kekurangan Sampah Sampai Harus Impor

TPST Bantargebang yang merupakan milik Pemprov DKI Jakarta memang berada di Kota Bekasi.

Dana hibah yang kerap dianggap sebagai "uang bau" tersebut biasanya digunakan dengan memberi bantuan langsung tunai kepada warga di sekitar TPST Bantargebang.

Ya, Jakarta memang memiliki masalah pelik dengan pengelolaan sampah yang setiap harinya mencapai 7.000 ton tersebut.

Dalam kondisi seperti itu, rasa-rasanya melihat kondisi sebuah kota kecil di Jepang barat ini telah menimbulkan keirian yang amat menyesakkan dada.

Baca Juga : 4 Cara Tangani Membludaknya Sampah Plastik di Dunia, Termasuk di Indonesia

Kota Kamikatsu ini memang penduduknya sangat jauh dibandingkan dengan jumlah penduduk di Jakarta.

Hanya 200.000, sebuah jumlah sekuku ireng Jakarta yang mencapai hampir 10 juta.

Kamikatsu dikenal setelah upayanya menjadi kota bebas sampah disebarluaskan melalui YouTube.

Baca Juga : Indonesia Penyumbang Sampah Plastik Terbesar ke-2 di Dunia: Ini 3 Hal yang Bisa Kita Lakukan

Video dokumenter yang berjudul How This Town Produces No Trash dengan narasai bahasa Inggris itu menjelaskan bagaimana penduduk kota Kamikatsu di Prefektur Tokushima dengan rajin memilah dan mendaur ulang limbah mereka sesuai dengan 34 kategori yang ditentukan, mengupas label, dan memisahkan tutup botol.

(Saat ini kategori tersebut telah meningkat menjadi 45 karena video tersebut diproduksi pada akhir tahun 2015)

Ada juga sistem kompos untuk sampah organik di seluruh kota. Sampah yang tidak diinginkan ditukar dan diberikan secara gratis di toko khusus.

Baca Juga : Sungai Citarum Bikin Ahli Biologi Kehabisan Kata, Hingga Upaya Ridwan Kamil Datangkan Mesin Pengeruk Sampah dari Pindad

Video itu telah dilihat lebih dari setengah juta orang sejak diunggah di YouTube oleh Seeker Stories.

Kota di bukit yang indah ini telah menerima delegasi dari pemerintah kota dan organisasi lingkungan dari setidaknya 10 negara.

Hor Heang, seorang mahasiswa berusia 22 tahun di Universitas Hukum dan Ekonomi Kamboja yang mengunjungi kota tersebut pada bulan Desember, mengatakan, "Kita harus mengikuti petunjuk ini karena masalah sampah di Kamboja telah tumbuh serius dengan perkembangan ekonominya."

Kota tersebut mengumumkan pada tahun 2003 bahwa pada tahun 2020 akan berhenti menghasilkan limbah sama sekali, sebagai tujuan "zero waste" -nya.

Saat ini hampir 80 persen limbah non-organiknya sudah bisa didaur ulang, sebuah angka yang jauh di atas angka rata-rata nasional Jepang yang sekitar 20 persen.

Di TPA Hibigaya, satu-satunya tempat pengumpulan limbah Kamikatsu, ditempatkan puluhan keranjang untuk mengumpulkan kaleng baja, kaleng aluminium, botol kaca, tutup plastik, dan kemasan kertas di antara barang-barang kategori sampah lainnya.

TPA ini juga menjadi toko tempat penduduk kota untuk membawa barang-barang yang sudah tidak dipakainya lagi dan membawa pulang barang yang mereka inginkan secara gratis.

"Saya akan senang jika model Kamikatsu ini menyebar ke seluruh dunia," kata Akira Sakano, 28, yang memimpin organisasi nirlaba Zero Waste Academy yang mengoperasikan tempat pengumpulan limbah.

Baca Juga : Inikah Mesin Pengeruk Sampah Bikinan Pindad yang akan Digunakan Ridwan Kamil Angkut Sampah di Citarum?

"Kami berharap bisa mewujudkan cita-cita kota ini dan menyebarkan gerakan ke daerah lain pada saat bersamaan," katanya.

Kapan kota-kota di Indonesia bisa meniru cara seperti ini ya?

 

(Agus Surono)

Baca Juga : Jai Singh, Raja India yang Gunakan Mobil Mewahnya untuk Mengangkut dan Membersihkan Sampah