Find Us On Social Media :

Facebook Terus Diterpa Skandal, Para Pemegang Saham 'Bersekongkol' Ingin 'Gulingkan' Mark Zuckerberg

By Tatik Ariyani, Kamis, 18 Oktober 2018 | 09:30 WIB

Intisari-Online.com - Empat lembaga keuangan publik AS yang memiliki saham di Facebook mengusulkan penggulingan Mark Zuckerberg sebagai CEO pada hari Rabu (18/10) lalu.

Hal ini berkaitan dengan beberapa skandal berprofil tinggi yang belakangan terjadi pada Facebook, seperti soal kebocoran data pengguna Facebook.

Empat lembaga keuangan tersebut berharap mendapatkan dukungan dari manajer aset yang memiliki saham lebih besar.

Bendahara dari Illinois, Rhode Island dan Pensilvania, dan Pengawas Keuangan New York, Scott Stringer, mengajukan proposal itu bersama-sama.

Baca Juga : Sudah Dibobol Sejak 2017, Facebook Baru Tahu 50 Juta Akun Penggunanya Diretas Pada Selasa Lalu

Hal serupa pernah dilakukan oleh pemegang saham Facebook lainnya pada tahun 2017, namun berhasil dikalahkan.

Hal ini disebabkan Zuckerberg adalah pemegang kontrol terbesar yang membuat pengaruh pihak lain tidak berarti.

Bendahara Rhode Island, Seth Magaziner mengatakan bahwa proposal terbaru masih layak dicatat sebagai cara untuk menarik perhatian pada masalah Facebook dan bagaimana menyelesaikannya.

Magaziner mengatakan bahwa hal ini akan memaksa pembahasan di pertemuan tahunan dan kemudian di pengadilan berkenaan dengan opini masyarakat.

Baca Juga : Ibu Muda Ini Rela Punggungnya 'Babak Belur' Demi Lindungi Bayinya dari Badai dan Hujan Es

Sedangkan juru bicara Facebook menolak berkomentar.

Setidaknya tiga dari empat lembaga keuangan publik mendukung resolusi 2017.

Proposal terbaru, yang berarti pertemuan tahunan pemegang saham Faceboook pada Mei 2019, meminta dewan untuk membuat ketua dewan independen meningkatkan pengawasan, seperti yang dilakukan perusahaan lainnya.

Masalah-masalah yang pernah terjadi pada Facebook, seperti kebocoran data pengguna, tersebarnya berita hoaks, dan campur tangan asing dalam pemilu AS membuat harga saham Facebook turun.

Baca Juga : Dituduh Rencanakan Pembunuhan, Cinta Clift Sangra kepada Suzanna Begitu Besar Meski Lebih Muda 23 Tahun

Bendahara Illinois Michael Frerichs mengatakan bahwa sementara ketua independen mungkin tidak mencegah semua masalah, mungkin sudah ada sedikit masalah dan sedikit menurunkan harga saham.

Masalah- masalah yang terjadi pada Facebook yang berkenaan dengan privasi dan masalah operasional juga menjadi kekhawatiran utama atas pertumbuhan pendapatan yang melambat.

Pertumbuhan pendapatan ditutup pada Rabu di angka $ 159,42 (Rp2,4 juta), 10 persen lebih rendah daripada awal tahun lalu.

Nilai tersebut juga jauh dari penutupan tertinggi $ 217,50 (Rp3,3 juta) yang dicapai pada 25 Juli lalu.

Baca Juga : Ekspresi Kento Momota Setelah Kalahkan Anthony Ginting di Denmark Open 2018 Bikin Netizen Heboh

Menurut perhitungan pemimpin keuangan publik, resolusi 2017 hanya didukung oleh sedikit pihak.

Magaziner dan Frerichs berencana untuk berbicara pada investor Facebook yang lebih besar untuk mencari dukungan.

Namun, beberapa investor besar Facebook, Vanguard Total Stock Market Index Fund dan Fidelity Contrafund memilih menentang proposal tersebut.

Sementara American Funds Growth Fund of America mendukungnya.

Dalam menentang proposal 2017, Facebook mengatakan bahwa kursi independen bisa menyebabkan ketidakpastian, kebingungan dan ketidakeefisienan dalam fungsi dewan dan manajemen dan hubungan.

Zuckerberg memiliki sekitar 60 persen hak suara, pada bulan April lalu.

Dana Pensiun New York memiliki sekitar 4,5 juta saham Facebook per 31 Juli, sementara Trillium memegang 53.000 saham.

Pennsylvania Treasury memegang 38.737 saham dan Departemen Keuangan Illinois memiliki 190.712 saham per Agustus. Dana Rhode Island memiliki 168.230 saham Facebook, kata seorang juru bicara.

Baca Juga : Akankan Proyek Meikarta Menjadi Seperti 5 'Kota Hantu' yang Seram Ini?