Find Us On Social Media :

Letizia, Sang Ibunda Napoleon Bonaparte yang Ogah Tinggal di Istana

By K. Tatik Wardayati, Jumat, 5 Oktober 2018 | 16:00 WIB

Letizia menolak tinggal di Istana Tuileries atau istana-istana lainnya. Ia lebih suka menempati rumah sendiri. Ia membeli gedung mewah milik Lucien, hotel de Brienne (sekarang ditempati Kementerian Pertahanan Prancis) seharga f600.000.

Baca Juga : Ternyata Letusan Tambora-lah yang Menyebabkan Kekalahan Napoleon Bonaparte

Di gedung itu ada dua ruang resepsi besar dan kapel yang dikunjungi Letizia setiap hari untuk mendengarkan misa.

Letizia yang mendapat tunjanganƒ300.000 per tahun selalu hadir di upacara-upacara resmi, berdiri di samping kanan Kaisar. Setelah menghadiahi ibunya Istana Le Grand Trianon, ia memberi Letizia Chateau de Pont senilai f 200.000, ditambah ƒ160.000 untuk renovasi.

Untuk menunjukkan rasa terima kasih, setiap tahun Madame Mere tinggal beberapa bulan di situ, dan beberapa bulan di Paris.

Napoleon juga memberi ibunya jabatan kehormatan sebagai Pengelola Lembaga Sosial Kekaisaran dengan dana ƒ100.000 per tahun. "Aku berutang budi kepada ibuku untuk segala kekayaan dan hal baik yang kulakukan," katanya sekali waktu.

Baca Juga : Kisah Raja Shaka Zulu, 'Napoleon dari Afrika' yang Tersohor Gila, Kejam dan Haus Darah

Menabung buat masa sulit

Setelah Napoleon jadi kaisar, Letizia sering kali menerima kedatangan putranya. Kaisar biasanya datang mendadak dan langsung masuk ruang tamu, tanpa pendamping atau pengawal. Letizia selalu menekankan kepada staf rumah tangganya bahwa ia ingin berbincang dengan anaknya, bukan kaisar, tentang hal-hal yang menyangkut urusan keluarga, bukan negara.

Pada pertemuan itu, Kaisar sering menegur Letizia karena tidak cukup membelanjakan uang. Kaisar ingin Letizia membelanjakan paling sedikit satu juta franc per tahun. Sang ibu setuju asalkan putranya memberinya duit dua kali lipat.

Baginya tunjangan itu "tabungan masa depan". Ia yakin sistem kekaisarah tidak abadi. Adik-adik Napoleon yang Raja Spanyol, Napoli, Westphalia, dan Belanda pun menghibahkan tunjangan mereka sebagai pangeran Prancis kepada ibu mereka.

Letizia merasa, prestasi anak-anaknya akan disusul kejatuhan di suatu saat. Itu sebabnya, sejak awal ia mengumpulkan setiap keping uang yang diperolehnya untuk ditabung.