Find Us On Social Media :

Begini Kisah Sarwo Edhie Wibowo Mertua SBY Saat Detik-Detik 1 Oktober 1965

By K. Tatik Wardayati, Selasa, 2 Oktober 2018 | 06:30 WIB

Areal pohon karet itu tanahnya sudah dipasirkan, sehingga sukar dilacak lubang yang diduga sebagai tempat penanaman mayat. Pekerjaan ini dilakukan pula bersama rakyat sekitar Lubang Buaya.

Baca Juga : Pernah Berperang Melawan Pasukan Khusus Inggris, Kostrad Mudah Saja Menumpas Gerakan 30 September (G30S)

Pencarian berhasil, setelah seorang anggota RPKAD melakukannya dengan bayonet seperti mencari ranjau. Pada bagian tanah dirasakan keempukan, lalu pencarian dilakukan dengan tangan.

Keadaan mencurigakan pada bagian tanah itu semakin dalam, manakala pada lapisan-lapisan penggalian ditemukan tali-tali berwarna kuning dan dedaunan yang masih berwarna hijau.

Pekerjaan yang dimulai dari sore hari itu dihentikan pada malam hari, manakala seorang penduduk yang ikut menggali jatuh pingsan melihat kaki manusia pada galiannya.

Tempat sekitar pun menjadi ramai, segera Sarwo Edhie melaporkan kejadian itu pada Pak Harto.

Keesokan harinya Pak Harto langsung yang memimpin penggalian sumur di Lubang Buaya.

Sedangkan Pak Sarwo minta izin kepada Pak Harto untuk menghadiri sidang Kabinet di Bogor.

Tanggal 5 Oktober bertepatan dengan HUT Angkatan Bersenjata R.I, suatu peringatan sekaligus duka menghantar kepergian pahlawan revolusi ke Kalibata.

Baca Juga : Penumpasan Gerakan 30 September Menjadi Semakin Tak Terkontrol ketika Ormas Anti-PKI Ikut Terlibat