Penulis
Intisari-Online.com – Ketika regu-regu penyelamat mendekati reruntuhan sebuah pesawat terbang patroli Lockheed Lodestar pada tanggal 29 Mei dinihari di sebuah lapangan terbang terpencil di Tennessee, mereka menemukan hampir satu ton marijuana tercecer di sekeliling tempat kecelakaan. Mariyuana itu dibungkus dalam koran-koran Columbia.
Tulisan berikut ini diambil dari Majalah Intisari edisi Desember 1975, dengan judul Larutan Cocain Diselundupkan dalam Pakaian.
Kedua awak pesawat buatan Perang Dunia II itu meninggal. Ini pesawat pengangkut marijuana yang ke lima yang meledak di AS bagian Utara dalam waktu beberapa minggu saja. Baru beberapa hari sebelumnya sebuah pesawat bomber B-25 yang sebaya jatuh di Georgia setelah melemparkan 1 ton obat bius di luar kota.
Menurut Jacques Kiere, direktur Federal Drug Enforcement Agency (DEA) di El Paso, Texas, pesawat-pesawat tua ini merupakan bagian dari armada pesawat terbang yang mengangkut puluhan ton marijuana ke AS setiap hari terutama dari Columbia.
Baca Juga : Demi Guyuran Dolar, Para Tentara Bayaran AS Ini Rela Menyabung Nyawa dalam Perang Narkotika di Kolombia
Kiere menduga bahwa 150 pesawat bermuatan obat bius masuk tiap hari ke AS dan berhasil mengelak dari pemeriksaan perbatasan.
Obat bius itu diturunkan di lapangan-lapangan terbang yang tidak diawasi atau dilemparkan dengan parasut ke temart-teman mereka di darat yang segera membawa obat-obat itu dengan truk-truk ke pusat-pusat yang banyak mempergunakannya, seperti umpamanya New York.
Petugas-petugas pabean AS tidak menerima statistik yang dikemukakan oleh Kiere tetapi mereka mengakui bahwa lalu-lintas obat bius yang terlarang ini memang berlangsung terus.
Mereka menyatakan bahwa 87 pesawat disergap sejak permulaan tahun ini dan bahwa mereka telah menyita kira-kira 15 ton marijuana dalam masa itu.
Baca Juga : Anjing K9 yang Bertugas Mencari Narkotika di Kapal Win Long BH 2998 Kelelahan di Tengah-tengah Tugasnya
DEA menyatakan bahwa mereka tidak bisa menanggulangi lalulintas obat bius lewat udara ini meskipun sudah bekerja sama dengan pabean, penjaga pantai dan perusahaan-perusahaan penerbangan Federal untuk memeriksa penerbangan-penerbangan yang dicurigai.
Soalnya perlengkapan DEA kalah jauh dari perlengkapan penyelundup-penyelundup. Selain itu kejujuran pejabat-pejabat badan tersebut juga masih menjadi tanda tanya.
Senator Henry Jackson (Demokrat, Washington) belum lama ini menyatakan kepada suatu komite dari Kongress bahwa di kalangan paling atas DEA ada korupsi,begitupun di organisasi-organisasi lain yang bertugas memerangi penyelundupan.
Kenyataannya, sejak DEA dibentuk tanggal 1 Juli 1973, penyitaan heroin merosot dan pemimpin DEA, John Bartels, mengajukan pengunduran diri.
Baca Juga : Jika Terbukti Terlibat dalam Pengedaran Narkotika, Presiden Filipina Izinkan Anaknya Ditembak Mati
Country Sheriff dari Tennessee, Cecil Byrge yang memeriksa jatuhnya Lodestar dekat Rockwood tanggal 29 Mei 1975 mempunyai beberapa keraguan lagi tentang peranan DEA. Seorang wanita yang tinggal kurang dari satu mil darl tempat kejadian menyatakan bahwa ia mendengar tembakan sesaat sebelum pesawat jatuh ke bumi.
Sheriff Byrge menambahkan bahwa ia mendapat informasi bahwa sebuah gang penyelundup yang menjadi lawan dari gang yang memakai Lodestar itu menghadang pesawat tersebut.
Tidak dapat disangkal lagi bahwa pesawat itu memang ditunggu-tunggu kedatangannya di tempat itu karena dijumpai dos-dos kosong untuk menempatkan obat bius selundupan.
Sheriff tidak menyangkal kemungkinan adanya perang antara gang-gang penyelundup obat bius.
Baca Juga : Miliki Efek Halusinasi, Obat Ilegal Banyak Digunakan Remaja sebagai Pengganti Narkotika
Tetapi Sheriff Byrge juga mencari kemungkinan-kemungkinan lain yang menyebabkan jatuhnya pesawat itu. Menurut New York Post, penyelundup-penyelundup obat bius memberitahukan bahwa petugas-petugas DEA menembak pesawat mereka karena tahu sedang mengangkut obat bius.
Ini bertentangan dengan tuduhan bahwa DEA tidak kompeten dan bahwa petugas-petugas DEA menjalankan aktivitas-aktivitas yang illegal.
DEA menyangkal keras tuduhan-tuduhan ini dan setidak-tidaknya pada saat ini tuduhan-tuduhan itu sulit dibuktikan. Satu-satunya saksi dalam kecelakaan di Rockwood ini adalah beberapa babi dari peternakan yang berdekatan.
Mereka melahap sejumlah besar marijuana dan sebagai akibatnya mereka mati.
Baca Juga : 2015, Pendapatan Nasional Italia Terdiri Atas Narkotika dan Alkohol Ilegal
Penyelundupan obat bius ini punya segala unsur untuk dijadikan film perihal "South American Connection". Hanya satu unsur yang tidak ada: akhir cerita.
Memanfaatkan pesawat-pesawat bekas Perang Dunia II untuk mengangkut obat bius ke AS cuma salah satu taktik yang dipergunakan oleh penyelundup-penyelundup Amerika Latin, yang menjadi supplier dari obat bius "keras" (heroin, morfin, kokain dll) selama 2 tahun ini.
Mexico sudah menggantikan kedudukan Perancis sebagai supplier utama heroin dan konon heroin Mexico kwalitasnya sangat baik.
Beberapa lingkaran penyelundup mendominasi lalulintas obat bius ini, dikepalai oleh orang-orang bisnis dengan tulang punggung keuangan yang kuat dan perlindungan politik yang kuat. Korupsi yang menjalari negara-negara Amerika tertentu tidak memudahkan DEA untuk memerangi penyelundupan ini.
Baca Juga : Tingkat Adiktif Biskuit Lebih Tinggi Dibanding Narkotika ?
Kebanyakan obat bius itu dikapalkan dari Columbia. Pesawat terbang sering digunakan untuk pengiriman-pengiriman 4 kilo atau lebih. Untuk pengiriman yang kurang dari 4 kilo ada pelbagai macam cara.
Salah satu di antaranya yang paling sulit diselidiki ialah cara seperti ini: pakaian-pakaian dibasahkan dalam cocaine yang dilarutkan dengan alkohol.
Kalau penyelundup-penyelundup tiba di AS, pakaian-pakaian itu dicuci dengan acetone lalu disaring melalui sebuah filter untuk mendapatkan kembali obat biusnya. Kemudian dikeringkan.
Cara lain yang juga sulit didapati ialah: Penyelundup-penyelundup menelan kapsul-kapsul plastik berisi obat bius yang berupa tepung. Cara ini sebenarnya berbahaya. Bila cairan-cairan lambung merusakkan plastik dan mencapai obat bius, maka mereka jarang bisa diselamatkan nyawanya. (Marie-France Rouse, AFP)
Baca Juga : Benarkah Ada Penyelundupan 3 Ton Narkoba? Direktur Reserse Narkoba Bareskrim Polri: Itu Hoaks