Find Us On Social Media :

Hatschepsut, Sang Wanita Firaun yang Membangun Kuil Makamnya Sendiri

By K. Tatik Wardayati, Selasa, 25 September 2018 | 06:30 WIB

Intisari-Online.com – Dunia modern mengenal Cleopatra sebagai wanita firaun. Ternyata jauh sebelum itu, Mesir sudah pernah diperintah oleh seorang wanita yang tak kalah cerdasnya.

Hatschepsut namanya, memerintah dari tahun 1515 – 1484 SM. Di masa pemerintahannya Mesir mengalami masa kesejahteraan.

Kita simak bagaimana pemerintahan Hatschepsut, seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi September 1999, dengan judul asli Hatschepsut Sang Wanita Firaun.

Hatschepsut masih berusia sembilan tahun ketika ia bersama-sama dengan penduduk Thebe memadati tepian S. Nil untuk menyambut Thutmois I yang pulang membawa kemenangan dari pertempuran di Nubia.

Baca Juga : Ternyata Pajak Sudah Ada Sejak Zaman Dulu, Tepatnya pada Zaman Firaun

Ia ke sana diajak Ratu Ahmes, bersama dengan anak-anaknya yang lain. Hatschepsut bertubuh kurus, terlalu mungil untuk anak seusianya, namun berwajah menarik.

Hari-harinya diisi kegiatan di bangku sekolah, belajar bersama saudara dan anak-anak para pembesar istana. Setelah baca dan tulis, ia hafalkan ajaran para penasihat istana Ptahotep dan Kagemi, bakan ia kuasai kemit, buku sejarah dunia resmi tertua yang ditulis 500 tahun sebelum kelahirannya.

Ia tekun mempelajari teks bahasa kuno dan belajar tatacara menulis surat. Pokoknya semua hal yang diperlukan seorang raja.

Tak disetujui karena perempuan

Baca Juga : Inilah Abu Simbel: Kuil Agung dari Masa Firaun Ramses II yang 'Bergerak'

Buku-buku sejarah diduga membangkitkan keinginannya untuk berkuasa. Terutama kisah tentang Nitokris, wanita firaun yang berkudsa 700 tahun sebelumnya. Konon, dengan pipi merah jambu dan rambut pirangnya, Nitokris menjadi wanita tercantik di zamannya.

Lebih dari itu, ketegarannya pun tak kalah dari firaun pria. Bahkan setelah suaminya dibunuh, ia menenggelamkan istana tempat para pembunuh suaminya tengan berpesta.

Entah benar entah tidak,  cerita di atas tertera dalam buku sejarah. Yang jelas, Hatschepsut begitu mengaguminya. Ia juga sangat bangga pada neneknya, Ah-Hotep yang memimpin perang bersama dua orang putranya, bahkan menigusir dominasi orang Hyksos yang telah berkuasa selama 200 tahun.