Find Us On Social Media :

Gerakan 30 September, Akhirnya Perwira Keras Kepala yang Berhasil Menumpas Gerakan Ini

By K. Tatik Wardayati, Senin, 24 September 2018 | 16:30 WIB

Empat jenderal AD membahas situasi. Menteri Urusan Veteran Mayjen Basuki Rachmat, Wakil Menko Hankam Mayjen Moersjid, Menteri Perdagangan Brigjen M. Jusuf, dan Pangdam V Djaja Brigjen Amirmachmud.

Kecuali  Moersjid, tiga jenderal setuju ajakan M. Jusuf untuk secepatnya menyusul ke Bogor dan menjelaskan bahwa AD tidak ada niat meninggalkan Bung Karno.

Sebelum berangkat mereka menemui Letjen Soeharto yang sedang terbaring sakit di rumahnya, di Jln. H. Agus Salim Jakarta.

Baca Juga : Buku Ini Pernah Jadi ‘Medan Pertempuran’ Antara ‘PKI’ dan Pancasila

Menanggapi penjelasan situasi mutakhir dari Basuki Rachmat, Soeharto menitipkan salam kepada Presiden dan menjamin Angkatan Darat akan menjaga Pancasila, menjalankan UUD 1945, mengamankan Revolusi Indonesia asal diberi kepercayaan.

Jusuf menyebutkan bahwa Soeharto menambahkan, "... bersedia memikul tanggung jawab apabila kewenangan diberikan kepada dirinya, agar dirinya mantap untuk melaksanakan stabilitas politik dan keamanan berdasar Tritura."

Di Istana Bogor suasana tegang. Presiden langsung memarahi Basuki Rachmat dan kedua rekannya ketika mereka tiba.

"Apa saja kerja kalian? Katanya mendukung saya, mengamalkan ajaran-ajaran saya ... mana buktinya?"

Menurut kesaksian Mangil, suasana panas berangsur-angsur turun dengan penjelasan M. Jusuf soal jaminan dan kesediaan Soeharto untuk mengatasi keadaan asal diberi penugasan secara jelas berikut dukungan kepercayaan.

Baca Juga : Pernah Bertempur Melawan Pasukan Khusus Inggris, Bikin Kostrad Mudah Taklukkan Kekuatan Pro PKI

Di luar dugaan, Bung Karno berubah sikap. Dia malah bersedia membentuk tim untuk menyusun konsep surat perintah. Basuki sebagai ketua, Jusuf anggota, dan Sabur sekretaris.

Rumusan naskah yang ditulis tangan itu kemudian diajukan kepada Presiden. Sejenak dibaca, kemudian dimintakan tanggapan kepada Soebandrio, Chaerul Saleh, dan Leimena.