Advertorial
Intisari-Online.com - Sebelum Pangkostrad Mayjen Soeharto mengerahkan pasukan Kostrad untuk menumpas G30S/PKI, pasukan elit TNI AD itu sudah terasah kemampuan tempurnya melawan pasukan Belanda di Irian Barat (Papua) dan pasukan khusus Inggris (SAS) di Kalimantan Utara (Operasi Dwikora).
Ketika Operasi Dwikora dicanangkan oleh Presiden Soekarno, tidak lama setelah pasukan RI sukses melancarkan Operasi Trikora, tujuan utama Operasi Dwikora adalah menggagalkan negara boneka Inggris, Malaysia dan sekaligus membantu perjuangan revolusioner rakyat Kalimantan Utara.
Pasukan Kostrad yang diterjunkan adalah personil Yonif Linud 328 dengan tugas mempertahankan wilayah perbatasan, melaksanakan penyusupan, dan bertempur di wilayah Malaysia (Borneo).
Setelah menjalani latihan tempur dan mempersiapkan perbekalan, personil Yonif Linud 328 Kostrad dikirim menuju wilayah perbatasan melalui penerjunan dari udara dan melalui darat setelah sebelumnya menumpang kapal perang.
(Baca juga: Meski Suka Bertindak di Luar Komando, Soeharto Sesungguhnya Jenderal yang Sangat Dipercaya Bung Karno)
(Baca juga: Meski Marah dan Jengkel, Bung Karno Akhirnya Memang Harus Mengalah kepada Soeharto)
Operasi tempur Linud 328 berlangsug dari 4 Oktober 1963-1 Januari 1964.
Selain berperan sebagai pasukan penyerang personel Linud 328 karena berada di garis depan juga menjadi sasaran serangan pasukan Malaysia yang didukung oleh pasukan SAS Inggris.
Pertempuran antara pasukan Linud 328 melawan pasukan musuh yang berakibat pada tewasnya sekitar 25 personel pasukan Inggris-Malaysia adalah pertempuran sengit yang berlangsung di Kampung Pareh.
Saat itu pasukan Linud 328 yang berjumlah 40 orang dan dipimpin oleh Serma M Darto sedang bertugas untuk mencari logistik yang dijatuhkan dari udara.
Tiba-tiba pasukan Linud 328 menemukan kampung yang kemudian dikenal sebagai Kampung Pareh. Kegiatan di kampung itu tampak mencurigakan dan diyakini sebagai basis musuh.
Setelah merancang strategi yang tepat kampung itu pun diserbu sehingga terjadi pertempuran sengit dan pasukan Malysia-Inggris berhasil dihancurkan.
Meskipun pasukan Linud 328 berhasil menewaskan 25 pasukan musuh, sebanyak 2 anggota Linud 328 juga gugur.
Berkat pengalaman tempur yang dimiliki maka ketika pasukan Linud 328 diterjunkan untuk menumpas G30S/PKI, pasukan elit ini pun bisa memperoleh kemenangan dengan mudah terhadap kekuatan pro PKI.
Apalagi pasukan Linud 328 juga pernah menghancurkan pemberotakan DI/TII pimpinan Kartosoewiryo pada tahun 1960.
(Baca juga: Sikap Peragu Bung Karno Jadi Salah Satu Penyebab Soeharto Berani Tumpas PKI Secara Membabi Buta)
(Baca juga: Manuver Soeharto Setelah G30S Sebenarnya Bisa Gagal Jika ‘Benteng Terakhir’ Bung Karno Ini Tak Keburu Dipecat)