Find Us On Social Media :

Ketika Kerbau Bule Pusaka Keraton Surakarta Mati Ditikam Orang Sebelum Kirab Satu Suro

By Intisari Online, Minggu, 9 September 2018 | 16:45 WIB

Bagong dimakamkan secara khusus, maksudnya adalah dengan cara dibungkus kafan serta mendapat penghormatan khusus sebagai hewan kesayangan raja dinasti Mataram secara turun-temurun.

Kematian Bagong tak ayal membuat Sukir sangat sedih.

Laki-laki yang berprofesi sebagai srati (abdi dalem khusus merawat kerbau bule) itu mengaku sudah mendapatkan firasat sebelum kematian Kiai Bagong.

Baca Juga : Ronggowarsito, Pujangga Kraton Surakarta yang Ramalkan Datangnya 'Zaman Edan', Kapan Itu Terjadi?

Sebelum meninggal, Sukir mengaku perilaku Kiai Bagong mendadak berbeda.

Kerbau ini sering memisahkan diri dari kawanan lainnya dan tidak lagi menuruti saat disuruh Sukir.

"Saya merasakan memang agak beda, biasanya nurut, dan sering menyendiri," kata Sukir kepada sejumlah wartawan, Rabu (5/11/2014).

Tepat pukul 19.00 pada Selasa malam, Kiai Bagong mati dan segera dikuburkan di area Alun-alun Kidul Keraton Surakarta.

Menurut keterangan pihak Keraton Kasunanan Surakarta, Kiai Bagong sempat ditusuk di bagian perut bagian kiri dan pangkal kaki bagian kanan.

Luka sedalam lebih kurang 10 sentimeter tersebut diduga menjadi penyebab kematian kerbau bule tersebut.

“Ya, Kiai Bagong memang sedang masa penyembuhan setelah ditusuk oleh orang tak dikenal di daerah Grogol. Keraton sudah mengundang tim dokter untuk melakukan operasi dan mengambil mata tombak di tubuh Kiai Bagong," kata Wakil Pengageng Sasana Wilapa Keraton Surakata, Kanjeng Pangeran Winarno, saat dihubungi melalu telepon.

Berita kematian salah satu ikon masyarakat Solo saat malam 1 Suro tersebut membuat banyak warga menyempatkan diri untuk melihat kuburan Kiai Bagong.

Baca Juga : Kisah Nyata Misi Super Rahasia, Anggota Kopassus Diberondong Peluru Teman Sendiri

Salah satu warga Solo, Kusuma, menyayangkan ada oknum yang mencederai salah satu aset Keraton Solo.

"Sayang, kok ada yang tega menusuk kebo bule, wong enggak salah apa-apa. Itu kan bisa jadi tontonan unik, Mas," katanya kepada Kompas.com.

Lepas dari itu, pihak Keraton sudah merelakan kepergian Kiai Bagong dan tidak berniat melaporkan ke pihak berwajib terkait aksi penusukan tersebut.