Find Us On Social Media :

Ketika Kerbau Bule Pusaka Keraton Surakarta Mati Ditikam Orang Sebelum Kirab Satu Suro

By Intisari Online, Minggu, 9 September 2018 | 16:45 WIB

Intisari-Online.com - Bagi warga sekitar Keraton Kasunanan Surakarta, kerbau bule Kiai Slamet beserta turunannya, adalah klangenan sekaligus benda pusaka.

Maka jangan heran, ketika Bagong, salah satu keturunan Kiai Slamet, mati ditikam orang, masyarakat sekitarnya pun dibuat bersedih.

Bagong mati pada pertengahan Oktober 2014 lalu, tak lama sebelum kirab Satu Sura.

Ada luka di bagian lambung Bagong akibat tertusuk benda tajam.

Kabarnya, Bagong mati di Taman Seruni, Solo Baru, Sukoharjo, karena ulah orang yang tidak bertanggung jawab. Waktu itu Bagong sedang mencari makan.

Namun di sekitar lokasi itu tidak ditemukan benda apa pun yang kemungkinan dapat digunakan untuk menusuk.

Luka akibat tusukan mengakibatkan infeksi pada tubuhnya.

Baca Juga : Kerbau Bule Kiai Slamet yang Diarak di Malam 1 Suro, Kotoran dan Kutunya pun Diburu karena Dianggap Sakti

"Kerbau-kerbau ini memang kerap dilepas untuk berjalan-jalan, dan saat berada di Solo Baru, ditombak oleh orang tidak bertanggung jawab, menggunakan tombak besi berkarat," ujar Satryo saat ditemui di Sitinggil Alun-alun Kidul, Selasa (4/11/2014) kepada Kompas.com.

Setelah ditemukan dalam keadaan tewas, Bagong langsung dibawa dari Solo Baru menuju Sitinggil Alun-alun Kidul Keraton Surakarta.

Bagong meninggal pada usia 65 tahun dan meninggalkan sembilan kerbau keturunan Kyai Slamet lainnya.

"Usia dapat dilihat dari garis di tanduknya. Satu garis menandakan lima tahun usianya, dan Kyai Bodong ini merupakan kerbau yang memiliki bodi besar dan gagah," kata Satryo.

Setelah diketahui kerbau bule Keraton Kasunanan Surakarta mati, para abdidalem memakamkan jasad Bagong dibantu para warga.