Find Us On Social Media :

Jika di Indonesia Lumrah maka di Amerika Ngeloni Bayi Tindakan Kontroversi, Begini Alasannya

By Moh Habib Asyhad, Selasa, 6 Juni 2017 | 18:15 WIB

Gairah menurun setelah melahirkan

Tak hanya itu, bayi yang mulai dipisah tidurnya pada umur 4 bulan juga tidur tanpa bangun lebih lama, 9 jam.

Sementara yang dipisah pada umur 9 bulan hanya 7,4 jam dan yang dipisah pada umur antara 4-9 bulan 8,3 jam. Secara umum, yang tidur terpisah lebih awal tidur lebih nyenyak.

Setelah berumur 2,5 tahun, semua bayi itu punya total waktu tidur yang sama.

Namun demikian, bayi yang tidur terpisah lebih awal bisa tidur 45 menit lebih lama saat malam. Itu menegaskan manfaat pemisahan ruang tidur sejak awal.

Berdasarkan temuannya, Paul mengatakan, sangat mengkhawatirkan bila harus membiarkan anak tidur bersama selama 1 tahun sementara waktu itu anak sudah takut untuk dipisah.

(Baca juga: Berusaha Memiliki Anak Selama 17 Tahun, Pasutri Ini Dikaruniai 3 Pasang Bayi Sekaligus!)

Paul tidak sendirian. Pandangannya diamini oleh Jodi Mindell dari Sleep Center di Rumah Sakit Anak Philadelphia.

“Kami ingin bayi tidur nyenyak karena itu mempengaruhi keselamatannya, perkembangannya, serta kesejahteraan keluarga. Perlu seimbang sehingga bayi mendapatkan tidur cukup dan semua berkembang normal,” ujar Mindell.

Ia menambahkan bahwa rekomendasi AAP justru membuat orang tua merasa takut.

Mindell mengatakan, riset yang juga mengungkap bahwa bayi yang tidur terpisah sejak umur 4 bulan punya waktu tidur lebih konsisten pada jam 8 malam menjadi harus menjadi perhatian tiap orang tua.

Jika ditelusuri, kontroversi ini bukannya yang pertama.

Sebelumnya, kontroversi juga terjadi karena AAP meminta orang tua menidurkan bayi telungkup. Hingga bertahun-tahun kemudian, terbukti bahwa cara itu justru meningkatkan risiko SIDS.