Find Us On Social Media :

Kenapa Kurang Tidur Berpengaruh terhadap Kesehatan Otak Manusia? Ini Penjelasan Ilmiahnya

By Moh Habib Asyhad, Minggu, 4 Juni 2017 | 11:00 WIB

Cara mudah bangun tidur di pagi hari

Intisari-Online.com - Sudah bukan satu-dua penelitian yang mengungkap berbagai efek negatif kurang tidur.

Misalnya saja sebuah penelitian dari Sleep Health Foundation menyatakan satu pertiga orang membuat kesalahan dalam bekerja dipicu kelelahan akibat kurang tidur.

(Baca juga: Nenek 70 Tahun Ini Sudah 28 Tahun Tak Mengonsumsi Gula, Hasilnya Sungguh Luar Biasa)

Kajian terbaru yang dipublikasikan di Journal of Neuroscience memberikan eksplanasi lebih lanjut mengapa kurangnya tidur malam berdampak merugikan terhadap kesehatan otak.

Saraf otak manusia perlu pemulihan setiap harinya. Proses ini akan berlangsung selama kita tidur malam.

Hasil proses ini berguna mengganti dan memperbarui sel-sel yang rusak.

Sebab dalam proses peremajaan sel otak itu, otak melakukan eliminasi untuk hal-hal yang tidak relevan, menyimpan hal-hal yang penting, membuat ruang untuk memori baru.

Sementara ketika tidur tidak cukup, maka konsekuensinya adalah otak kita tidak maksimal untuk membersihkan racun sebagai hasil sampingan dari aktivitas saraf otak pada siang hari.

Saat kekurangan tidur yang dialami menjadi kronis, yang terjadi cukup absurd, dimana peneliti menemukan bahwa otak terpaksa bekerja secara gila-gilaan hingga menyerang diri sendiri—dengan mulai memakan komponen sarafnya.

"Eksperimen kami menunjukkan adanya bagian sinapsis yang hilang pada tikus (hewan percobaan) yang tidak tidur selama beberapa hari," terang ilmuwan neurosains Michele Bellesi dari Marche Polytechnic University, Italia.

Tim ilmuwan juga membuktikan perbedaan pada tikus yang tidur cukup dan tikus yang tidur sangat kurang.

Ditemukan bahwa sel-sel mikroglia, sel glial terkecil dapat juga beraksi sebagai fagosit yakni membersihkan debris sistem saraf pusat, lebih aktif pada otak tikus yang mengalami kurang tidur kronis.